Berita Terbaru!! :
Home » , » Libur Sehari, Mahasiswa Pilih Tidak Mudik Pemilu

Libur Sehari, Mahasiswa Pilih Tidak Mudik Pemilu

Admin by Imam Rahmanto on Tuesday 8 April 2014 | 09:41

(int)
PROFESI-UNM.COM - Libur yang hanya sehari dan jauhnya jarak daerah asal sebagian besar mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) disinyalir akan menurunkan partisipasi mahasiswa UNM pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 calon legislatif, Rabu (9 April).

Di antaranya, Rahmiati. Mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) asal Palopo ini mengaku tidak bisa pulang kampung hanya karena Pemilu. Alasannya, ia hanya akan menghabiskan uang yang cukup banyak untuk pulang kampung yang cuma membuatnya beberapa jam saja di Palopo. Sebab, ia akan kembali lagi ke Makassar sesaat setelah memberikan hak suaranya karena esok harinya ia harus mengikuti perkuliahan.

"Repot kalau mau pulang kampung karena jauh kampungku, di Palopo. Belum pi pesan tiketnya, mahal lagi biayanya. Bilang orang tua juga, tidak usah pulang," tutur mahasiswa angkatan 2012 ini.

Untuk daerah Luwu, mahasiswa setidaknya berangkat mudik Selasa malam dan tiba pada subuh Rabu. Kemudian setelah mencoblos, mahasiswa mesti berangkat Rabu siang dan tiba di Makassar Rabu malam agar dapat mengikuti kuliah di hari Kamis. Total biaya yang harus dirogoh tiap mahasiswa untuk daerah Luwu pergi dan pulang, sekira Rp 350 ribu.

Belum lagi mahasiswa yang berasal dari luar Sulsel. Sebagian dari mereka, pulang kampungnya ditentukan jadwal keberangkatan kapal laut atau pesawat. Selain itu, tentunya akan memakan biaya yang lebih tinggi lagi.

Misalnya saja Kardi. Mahasiswa Jurusan PPKn asal Flores NTT ini memastikan dirinya tidak pulang kampung karena jadwal keberangkatan kapal yang tidak sesuai untuk mudik Pemilu dan juga jika akan kembali ke Makassar. "Kapal berangkat Rabu siang dari Makassar ke Flores. Sampai di sana butuh waktu 20 jam. Itu sudah pasti kita tidak bisa ikut Pemilu. Jadwal kapal ke Makassar juga baru ada tanggal 13 April. Paling rendah Rp 400 ribu kita pakai untuk pulang. Satu-satunya cara yaitu dengan pesawat ke Bali dan melakukan penyeberangan antar pulau ke NTT," ungkapnya.

Selain itu, menurut Kardi, jika harus pulang untuk mencoblos, apa yang dihasilkan para wakil rakyat itu jika terpilih nantinya tidak sepadan dengan pengorbanannya dan juga mahasiswa asal NTT lainnya. "Kata orang tua, tidak usah pulang. Lagian janjinya sama saja, padahal sudah korban uang," ujar mahasiswa angkatan 2011 ini. (*)


*Reporter: Khaerul Mustaan



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap