Berita Terbaru!! :
Home » , » 10 Jurusan di Universitas yang Terancam Punah

10 Jurusan di Universitas yang Terancam Punah

Admin by Unknown on Saturday 28 March 2015 | 13:48

Ilustrasi.
(Foto: Murni-Profesi)
PROFESI-UNM.COM - Sebelum mengambil keputusan untuk mengikuti pendidikan tinggi ada baiknya jika mencari informasi sebanyak mungkin tentang jurusan yang akan anda pilih. Seperti yang dikutip dari www.vivanews.com sebanyak 10 jurusan dan prodi saat modern ini bakal mengalami kepunahan dan tidak dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan mana pun.

Memilih perguruan tinggi untuk tujuan masa depan haruslah dipikirkan matang-matang, bukan hanya sekedar mengikuti teman ataupun asal masuk kuliah. Karena faktanya jurusan yang kita pilih tak selalu menentukan kita akan bekerja sesuai dengan jurusan tersebut. Atau saat memilih kuliah yang bukan sesuai minat, bisa-bisa jadi mahasiswa salah masuk jurusan, dan buat tidak karuan saat kuliah karena setengah hati menjalankannya.

Dari sekian banyak jurusan perkuliahan yang menghasilkan lulusan terbaik dibidangnya, mungkin terdapat beberapa jurusan yang sepertinya sudah tidak lagi menarik perhatian para penawar kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dibulan Agustus 2014, pengangguran terdidik alias salah satunya lulusan perguruan tinggi atau universitas seperti S1 mengalami kenaikan mencapai lebih dari 400.000 jiwa yang setara dengan 5,9 persen dari keseluruhan pengangguran terbuka lebih dari 7 juta jiwa. Cek disini untuk melihat data pengangguran terdidik dari BPS.

Memilukan bukan? Meskipun dibandingkan dengan SMA atau SMK yang berada diposisi 11 persen dari total pengangguran, tetap saja titel sarjana sedikit tercoreng.

Berikut adalah 10 lulusan jurusan di Universitas yang mungkin hampir percuma di era modern saat ini terkait dengan lapangan pekerjaan:


1. Musik

Ironis memang di era serba instan ini disatu sisi menjadikan beberapa diantara pelaku musik atau musisi atau yang berjiwa musik mampu berkarya dengan cemerlang lewat internet, namun disisi lain kehadiran jurusan musik di perguruan tinggi seolah bukan lagi hal yang menarik.

Jika kita tidak berminat menjadi seorang guru les musik, dan mengejar sebagai pelaku musik sesungguhnya, rasa-rasanya terbukti banyak orang menjadi populer dan dihargai bahkan memperoleh penghargaan musik dengan hanya mengupload karyanya lewat sebuah kanal video di Youtube.

Tingkat pengangguran lulusan jurusan musik ini terbilang mengkhawatirkan yakni sekitar 9,2 persen berdasarkan data 2014. Meskipun memang banyak lulusan jurusan musik yang mendapatkan gaji besar.

2. Ilmu Politik dan Pemerintahan

Anda ingin menjabat di pemerintahan? Jika iya, mungkin ijazah jurusan tersebut bukan lagi hal penting, karena faktanya para pejabat pemerintahan terpilih tidak lagi dilihat dari ijazahnya. Atau tanpa harus kuliah dalam bidang politik sekalipun Anda bisa meraih jabatan tinggi di DPR atau DPRD dengan lulusan SMA atau Diploma atau jurusan S1 lainnya selain Ilmu Politik dan Pemerintahan.

Mungkin sedikit berlebihan tapi itulah faktanya yang terjadi bukan hanya di Indonesia saja namun juga negara lainnya. Data menunjukkan sekitar 6-9 persen lulusan jurusan tersebut menganggur.

3. Manajemen Perhotelan

Menjadi seorang Manajer Hotel mungkin tak harus lulus sebagai sarjana manajemen perhotelan. Karena faktanya untuk menjadi seorang Manajer bermula dari bawah, merangkak bekerja keras melakukan yang terbaik hingga dipromosikan sebagai Manajer. Kecuali seorang anak pemilik perusahaan hal itu bisa terjadi. Tingkat pengangguran lulusan ini mencapai 9,1 persen.

4. Pertanian

Berminat menjadi seorang manajer pertanian? Jika iya solusinya bisa kuliah di universitas jurusan pertanian atau juga bisa tidak. Karena saat ini, manager pertanian tidak lagi banyak dibutuhkan. Karena jarang sekali atau tidak ada pemilik pertanian atau peternakan yang memperkerjakan lulusan sarjana pertanian.

Seperti yang dikatakan Hermanto S.E yang juga anggota komisi IV DPR-RI pada artikel yang dilansir mediatani.com bahwasanya, penyuluh pertanian di lapangan kebanyakan bukan dari lulusan sarjana pertanian, namun dari lulusan diploma dan sarjana jurusan lainnya di seluruh Indonesia.

Terlebih jika memang benar jadi program Presiden Jokowi menugaskan BABINSA (Bintara Pembina Desa)  untuk menjadi penyuluh pertanian, Hermanto yang juga lulusan IPB tersebut menggerutu.

"Kalau Babinsa yang direkrut jadi tenaga penyuluh itu jumlahnya 50 ribu orang, maka sebanyak itu pula sarjana dan diploma pertanian yang akan menganggur"

Akan lebih baik jika lulusan sarjana pertanian berinovasi dengan hal-hal berkaitan peningkatan hasil pertanian. Nampaknya sangat membantu bagi pertanian dan peternakan di Indonesia, agar impor tak lagi membudal.

5. Jurnalistik

Berapa banyak Jurnalis yang benar-benar lulusan jurnalistik? Mungkin hanya sedikit dari kebanyakan jurnalis. Terlebih saat ini untuk menjadi jurnalis siapapun bisa melakukannya dengan mudah. Salah satunya dengan memiliki blog atau website atau mengirimkan tulisan kepada penerbit atau membuat buku sendiri yang bisa dijual diinternet seperti di nulisbuku.com atau google book. Angka pengangguran lulusan jurnalistik ini mencapai 6 hingga 10 persen dari total lulusan jurnalistik.

6. Sastra Inggris

Ingin lancar berbahasa inggris, dengan belajar dikursus pun bisa jadi. Kecuali untuk menjadi pengajar bahasa inggris atau dosen bahasa inggris atau memang pekerjaan yang benar-benar memerlukan ijazah prodi bahasa inggris, maka ijazah lulusan sastra inggris sangat diperlukan. Tapi faktanya kebanyakan lulusan ini tidak sesuai pekerjaannya dengan jurusan yang diambil. Diakui atau tidak saat ini banyak orang lancar berbahasa inggris karena belajar di kursus yang langsung praktek berbicara bukan sekedar teori.

Seperti yang dilansir bisnis.liputan6.com dalam artikelnya, pengangguran sarjana lulusan bahasa inggris mencapai 6,7 persen, dan untuk lulusan barunya sekitar 9,2 persen.

Meskipun untuk tahu banyak teknologi, dan menjadi jurnalis internasional saat ini lulusan bahasa inggris tidak lagi begitu dibutuhkan. Meskipun banyak diantaranya menjadi penerjemah, namun sekali lagi menterjemahkan bisa lewat google translator, bing translator yang kemudian diperbaiki lagi hingga benar-benar menghasilkan terjemahan yang baik.

7. Antropologi dan Arkeologi

Jurusan ini terbilang jarang di Indonesia, begitupun dengan lulusannya yang benar-benar meneliti bagian-bagian dari sejarah masa lalu lewat penemuan artefak dan sejenisnya. Terbukti dengan rata-rata pengangguran dari lulusan jurusan Antropologi mencapai 6,9 persen, dan 10,5 persen untuk lulusan terbaru.

8. Film dan Seni Visual

Seperti halnya lulusan musik, lulusan jurusan film dan seni visual tampaknya tak terlalu banyak dilirik dan kurang ngefek dalam bidangnya. Untuk menjadi sutradara ternama seperti Steven Spielberg bisa langsung dimulai membuat video pendek dan diupload di youtube.

Bahkan film saat ini banyak dipengaruhi oleh editing gambar dan video seperti Photoshop dan lainnya, jika saja kita ahli dalam menggunakan software tersebut, mungkin kualitas film atau gambar yang dibuat bisa menghasilkan film keren dan disukai banyak orang di youtube dan membuka kesempatan luas.

9. Human Resources

Dimasa lalu, jika sebuah perusahaan menginginkan perekrutan karyawan baru maka diperlukan HR untuk melakukan wawancara. Masih banyak memang perusahaan yang memerlukan HR, namun dengan adanya koneksi, kehadiran media sosial dan prestasi lainnya lama kelamaan HR tak lagi begitu berfungsi baik.

10. Seni Rupa

Seorang seniman yang berkarakter memang terbilang jarang sekali, mungkin itu salah satu gunanya jurusan seni rupa agar menghasilkan lulusan karismatik mdan berkarya luar biasa dalam bidang seni. Namun faktanya lulusan jurusan seni tidak banyak mendapatkan gaji dari kebanyakan pekerja lainnya. Kecuali seniman yang benar-benar populer.

Bukan berarti ke-10 jurusan tersebut tidak baik, bukan pula demi mengejar gaji dan pekerjaan jurusan tersebut tidak baik. Hanya saja, berdasarkan temuan fakta dari data pengangguran dan faktor kebutuhan lapangan pekerjaan, sudah mulai tidak begitu diminati.

Paling penting adalah belajar sebaik mungkin, berkarya dan memiliki skill yang baik atau melebihi orang lain dalam bidang yang sama, terbukti memberikan kemudahan bagi lulusan disetiap jurusan. Akan tetapi keuletan serta keburuntungan masih jadi faktor yang tidak bisa diremehkan.

Harus diakui lulusan jurusan apapun tidak menjamin 100 persen langsung bekerja sesuai bidangnya, malah banyak yang tidak sesuai dengan jurusannya.  Sehingga pada akhirnya kuliah adalah untuk menimba ilmu, mengembangkan skill dan mencari pengalaman serta sahabat. Saat lulus kuliah ilmu, skill, keuletan dan keberuntungan serta passion mungkin yang menentukan masa depan masing-masing lulusan sarjana.

Semua kembali, pada diri masing-masing, ilmu yang diperoleh saat perkuliahan apapun itu jangan sampai sia-sia, karena kembali lagi pekerjaan kita bisa sesuai atau tidak dengan jurusan yang kita ambil.

Seperti yang diungkapkan Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar tahun 2013 menyatakan bahwa:

Penyebab utama pengangguran terdidik sebenarnya adalah berkembangnya lapangan kerja yang tidak sesuai dengan jurusan yang mereka tempuh, sehingga para lulusan yang berasal dari jenjang pendidikan atas baik umum maupun kejuruan dan tinggi tersebut tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan yang ada. Akan tetapi fakta lembaga pendidikan di Indonesia hanya menghasilkan pencari kerja, bukan pencipta kerja. Padahal, untuk menjadi seorang lulusan yang siap kerja, mereka perlu tambahan keterampilan di luar bidang akademik yang mereka kuasai.

Perlu diingat pula, proses pendidikan di perguruan tinggi tak sekadar pencetak tenaga kerja dan berorientasi pasar. Terdapat sisi dan fungsi penting lain dari penyelenggaraan pendidikan tinggi, termasuk yang bergerak di pendidikan vokasi.

Seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi lain ialah mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma. Pendidikan tinggi juga berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai humaniora.

Catatan:

Tulisan ini merupakan opini penulis, bukan mengenai mudah tidaknya mencari pekerjaan, tetapi lebih pada bagaimana lulusan jurusan tersebut memanfaatkan ilmunya sesuai dengan lapangan pekerjaan.

Mungkin masih banyak yang harus diperbaiki. Untuk itu jika ada yang mengetahui informasi lebih lengkap, silahkan memberikan saran positif dan sopan di kolom komentar. (*)

*Reporter: Kasdar Kasau






Share this article :
4 Komentar
Tweet
Komentar

4 comments :

  1. What? Why you are so easy told that its just opinion. Article or essay etc need to observation before it. This article so made people taking this department are down. Think before post,dude.

    ReplyDelete
  2. B.J. Habibie pernah berkata bahwa selama perut manusia masih di depan maka selama itu pula pertanian masih dibutuhkan.
    Ir. Soekarno pun pernah berkata bahwa pertanian itu tentang hidup atau mati. Jangan berpikir pekerjaan hanya PNS dan karyawan. Ciptakan lapangan kerja yang dapat mempekerjakan banyak orang dan kebanyakan sarjana pertanian did it.

    ReplyDelete
  3. kalau ada komentar tidak senang, pastimi ada disalah satunya yang disebutkan diatas. oh iya awalnya saya pikir ini murni artikelnya profesi eh pas buka ternyata ngutip doang. kurang bahan yah bu' :p

    ReplyDelete