Penyerangan aparat kepolisian ke UNM Kampus Gunung Sari, Kamis (13/11) lalu. Puluhan motor dirusak polisi dan terjatuh ke tanah. (Foto: Febriawan - Profesi) |
Iis Aliah Saleh, misanya. Ia mengecam tindakan polisi yang merusak motor miliknya. Selain itu, lanjut Iis, polisi juga telah mengambil telepon genggam milik temannya saat penyerangan polisi Kamis lalu.
"Polisi harus bertanggung jawab juga sama motor - motor yang dirusak anggota ta. Ka bukan daun dipake beli itu motor. Kasi kembali juga itu baang2 nya mahasiswa yang na curi polisi, termasuk dua hpnya temanku. polisi bde baru mencuuri, bagaimana tidak tambah banyak pencuri skarang," tulisnya melalui media sosial.
Hal senada juga disampaikan IndrianiNelly. Ia menyayangkan tindakan kekerasan yang diperlakukan polisi kepadanya. Polisi, kata Indriani, telah menyampaikan kata-kata kotor kepadanya.
"Bagaimana juga dengan perempuan yang tersiksa secara batin. Kami dibentak dan dikatai dengan kata - kata kotor. Seperti kami tidak ada harganya dan tidak perlu untuk dilindungi. Kemana kami berjalan disitu polisi membentak. Di mana kami berdiri, di samping kami polisi berdiri sambil memukul tembok," katanya di situs web.
Hingga mahasiswa UNM terus mengecam dan menuntut agar Kapolda Sulewasi Selatan dan Kapolrestabes Makassar dicopot dari jabatannya. (*)
*Reporter: Ari Maryadi