Berita Terbaru!! :
Home » , » Persma Tak Boleh Terintervensi

Persma Tak Boleh Terintervensi

Admin by Unknown on Wednesday, 11 January 2012 | 09:41

(int)
Penggunaan media sebagai alat politik praktis kini jadi tren para elit. Bukan hanya sekadar isu, ini terlihat dari media-media nasional yang banyak dipegang oleh pemegang saham yang ternyata dari kaum elit birokrat itu, terutama di media televisi. Hal ini pun menjadi pertanyaan bagaimana media tetap mengedepankan indenpensinya terhadap masyarakat atau malah tercemari oleh kepentingan pemilik media. Suryopratomo, sebagai Direktur Utama Pemberitaan Metro TV, menjawab krisis yang dialami media saat ini. Berikut kutipan wawancara wartawan Profesi, Yusrianti Hanike dengan beliau.

Menurut Anda, bagaimana indenpendensi media saat ini terhadap pemberitaan?
Fungsi media itu melakukan kontrol dan koreksi. Yang dikontrol itu apa? Sesuatu yang berjalan tidak pada tatanan. Kita melihat berdasarkan fakta atau kita belajar dari yang berhasil dan tidak berhasil. Dari yang berhasil kita angkat semangatnya untuk  menginspirasi banyak orang, dari hal-hal yang kurang baik  kita koreksi untuk jadi lebih baik. Itulah sesungguhnya peran dari media.  Media itu tinggal menjalankan sesuatu yang dia lihat ditambah pengetahuan yang ia miliki. Wartawan harus bekerja tak hanya pada pikiran tapi juga hati ini yang harus diseimbangkan.

Bagaimana misalnya, jika isi berita tidak diterima oleh pihak pemilik perusahaan?
Perusahaan juga tidak bisa serta merta menolak berita tanpa pertimbangan yang matang. Karena sekali lagi proses pemberitaan itu bukan kerja satu orang, kerja di media itu kerja tim dari mulai perencanaan dan peliputan di lapangan kemudian mengirim berita itu adalah proses yang panjang. Tidak ada persoalan yang tidak pernah dijawab. Di media itu dialog menjadi kunci.  Demokrasi dalam media menjawab mana berita yang perlu diangkat dan tak perlu diangkat.

Kalau ternyata pemberitaan yang diangkat sarat akan politik, bagaimana?
Kepentingan politik dalam media pasti ada. Tapi kalau dia menggunakan politik dengan cara yang praktis, itu tidak. Politik yang dilakukan media adalah politik demi kepentingan masyarakat besar yakni politik negara. Jadi media itu bukan milik kelompok melainkan milik masyarakat. Jadi yang ingin bertahan, dia harus mementingkan kepentingan masyarakat.

Lalu bagaimana pandangan Anda, ketika media itu dipegang oleh para politikus yang tak dipungkiri punya kepentingan?
Itu hal yang wajar, tapi kembali lagi, media punya proses panjang dalam hal memuat berita atau hal-hal yang disiarkan, seringan apapun itu.

Benarkah dalam pemberitaan media, frame berita telah dibentuk dan diantar ke lapangan hingga fakta yang hadir sesuai yang diinginkan media?
Media itu proses, dia tidak berangkat dari asumsi. Karena ketika di lapangan asumsi tidak berlaku lagi. Fakta yang akan melawan asumsi yang ada, ketika itu bertolakbelakang. Nah, saat berita disiarkan tinggal masyarakat yang menilai, tergantung taraf intelektual yang mereka miliki. Juga ini dilihat dari wartawan yang mampu menganalisis. Itulah fungsinya, wartawan harus paham benar kejadian dan punya pengetahuan yang jauh lebih tinggi. Apalagi informasi yang ia terima yakni pesan yang akan disampaikan ke masyarakat.

Lalu, bagaimana berita yang telah diatur alurnya?
Tidak, berita itu layaknya penelitian. Dia punya hipotesis yang patut kita teliti kebenarannya. Hipotesis itu apa? Yakni inspirasi gerakan. Nah, untuk menentukan hipotesis itu benar atau salah, dimana? Jelas di penelitian.

Dalam lingkup mahasiswa, pers kampus kadang mengalami proses seperti ini, menurut Anda solusi yang tepat itu apa?
Yah makanya, kembali lagi itulah fungsinya dialog. Harus dibicarakan karena segala sesuatu tidak pernah luput dari solusi. Sekali lagi fungsi dari media pers kampus bukan menberitakan sesuatu benar atau salah atau mencari siapa benar dan salah. Melainkan melatih bagaimana pers mahasiswa itu mengatasi persoalan dan menemukan jawaban dari hak veto. Ketika itu bisa, pers mahasiswa bisa berdiri sesuai garis yang mereka miliki. Tak harus terintervensi oleh kepentingan apapun.(*)



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap