Berita Terbaru!! :
Home » » Relasi Cinta Kita

Relasi Cinta Kita

Admin by Unknown on Friday 16 January 2015 | 20:51

Andi Nurmilasari.
(Foto: ist)
PROFESI-UNM.COM - Sajak pertemuan terakhir saat lelaki itu menggenggam erat jemariku. Tak pernah terlintas dibenakku akan hal itu, dengan mudahnya dia melontarkan kata-kata berpisah padaku. Dengan segenap tangannya dia mendorong seluruh tubuh ini lalu menghempaskannya kedalam lautan kesedihan dan kepedihan yang teramat mendalam. Menjauh lalu pergi entah kemana membawa kerinduan ini kedalam lautan yang teramat luas. Sesaat kusadari sekarang ini rasanya sudah bukanlah untuk ku lagi. Kala kutahu saat ini sudah ada sosok wanita terindah yang merasuki hati dan perasaannya.


Dia telah berpaling dengan satu cinta yang teramat pantas untuknya, bukan dengan sosok aku yang tidak mempunyai makna dan arti apapun didalam hidupnya. Aku sadar dengan segenap usahaku aku benar-benar tidak mampu memberikan dia kebahagiaan. Kalau saja dengan sosok yang baru itu dia mampu menapaki jalan hidupnya, kenapa aku harus mengharapkannya lagi. Aku rasa tidak ada alasan lagi untuk berharap dengan seseorang yang telah berbahagia bersama orang lain.


Iya kusadari semua, lalu terdengar lontaran kata diujung senja disore yang indah “lepaskanlah dia yang ingin pergi darimu, jangan paksa dia untuk menemanimu, hidup hanya satu kali don’t waste your time”. Bisa kurelakan kepergiannya walau hati menangis, raga tidak mampu menerima kenyataan. Tidak ada yang mesti kusesali, dengan kepergiannya bukan berarti hidupku juga akan berakhir. TIDAK !!! Dia pergi hanya untuk memberiku kekuatan, akan ada banyak kerapuhan bahkan lebih dari itu yang akan aku temui kedepammya nanti. Ini hanyalah satu dari seribu keresahan, ini hanyalah sedikit dari banyaknya problematika hidup yang akan menghampiriku. Itu berarti aku harus kuat dengan segala apa yang aku dapatkan sekarang. Memang kita harus selalu belajar berdiri sendiri karena sebagian orang yang telah berjanji untuk menemaniku akhirnya pergi juga.


Sesaat terlintas dihatiku dan kusadari kali ini dia telah bersama dengan cinta yang memang pantas untuknya dan tak mungkin lagi dia menyisahkan secuil ruangan kosong untuk sosok wanita seperti aku didalam hidupnya. Aku pikir aku sudah berdiri lagi disini ditempat dimana dia belum menghasut kehidupanku. Aku sudah siap untuk jatuh cinta lagi dengan orang lain, bukan dengan dirinya yang telah menghianati tulusnya cinta suci ini. Aku sudah siap untuk berbahagia lagi, sudah jugga untuk menghapusnya dari hatiku. Memang tidak mampu untuk menghapus kenanganya, hanya saja membersihkan ruangannya untuk dapat ditempati oleh orang lain yang lebih baik lagi. Yang lebih tepat untuk ku menurut Tuhan sang maha cinta, bukan yang tepat untuk ku menurutku sendiri. Karena sempat tersirat dalam benak ini kalau saja dihatiku masih tersimpan sosoknya, kasihan orang yang mencintaiku dan ingin menempatkan hatinya padaku dengan caranya sendiri.


Jadi, sekarang baru aku sadari, sebenarnya kehilangan sosoknya tak apa rasa sakit dan sesalku hanya sementara. Selama aku tidak kehilangan hati dan pikiranku sendiri, aku rasa aku akan baik-baik saja. Karena jauh sebelum ada dia pun aku pernah bahagia. (*)


Jadi, kebahagiaanku sudah pasti bukan bergantung pada dia.


*Penulis: Andi Nurmilasari, Anggota eLTIM Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM).


=======================================================================
Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda ke email profesi_unm@yahoo.com untuk diterbitkan di rubrik Sivitas Menulis Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap