Algha Sanjaya (Dok.Pribadi) |
Emosinya berkuasa membungkam semua
Hingga gerak sukma kaku tak berdaya
Ketika eksistensi diri dilukai oleh anak cucunya
Ironis memang, saat masa lalu membangun identitas diri
Bukan keringat, tapi darah yang menjadi saksi
Kenangan perjuangan para pribumi
Dalam karya cipta budaya ini
Masa kini seakan Amnesia
Mereka terbuai rumput tetangga
Melupakan warisan budaya nusantara
Yang bernilai tiada tara
Lihatlah, lihatlah penghargaan masa kini
Menusuk dalam hati nurani
Tak satupun kata terucap oleh Ibu pertiwi
Hanya terasa sepi
Mereka lebih mengenal lagu Grenade, dari pada lagu Butet
Mereka lebih mengenal tarian Macarena, dari pada tarian Pakarena
Mereka lebih mengenal personil Kara, dari pada personil pahlawan Indonesia
Mereka, mereka lebih mengenal bangsa asing, dari pada bangsa sendiri yang semakin terasing
Hei generasi masa kini, penjajah semu dalam negeri!
Hei generasi masa kini, pengkhianat semu janji suci!
Masih adakah sedikit rasa nasionalismemu?
Walaupun hanya untuk sekadar basa-basi bertingkahlaku?
Jika tidak, apakah warisan ini tak mencukupi kepuasan batinmu?
Bukankah beragam warisan ini telah mendunia sejak lalu?
Jika tidak, apakah warisan ini tak memberi kenikmatan hidupmu?
Bukankah beragam warisan ini telah memberi rupiah di dompetmu?
Sungguh, sungguh benar adanya
Nasib malang konstruksi peradaban Indonesia
Mimpi buruk pendahulu segera tayang perdana
Regenerasi masa kini sedang digerogoti jiwanya
Oleh penyakit Amnesia Budaya. (*)
*Penulis: Algha Sanjaya, Mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Angkatan 2013, Anggota Ikatan Mahasiswa Bidikmisi UNM.
=========================================================================
Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda ke email profesi_unm@yahoo.com untuk diterbitkan di rubrik Citizen Journalism Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.