 |
| (Doc) |
PROFESI-UNM.COM - Sejak masalah anggaran menggerogoti UNM, berbagai Lembaga Kemahasiswaan (LK) UNM kompak menggelar aksi untuk mempertanyakan kondisi keuangan UNM. Selain mempertanyakan Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA), LK UNM juga kompak menuntut transparansi Dana Penunjang Pendidikan (DPP) dan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) hingga dana LK kepada birokrat UNM. Uniknya, LK se-UNM ini kompak menggelar aksi di Rektorat setiap hari Rabu.
Jika menengok kebelakang, Rabu (6/2) lalu mahasiswa yang tergabung dari beberapa fakultas dengan mengatasnamakan alisan mahasiswa UNM menggelar aksi di Gedung Rektorat menuntut realisasi dan transparansi penganggaran di UNM. Tepat sebulan kemudian, Rabu (6/3) aksi yang dipimpin langsung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM di Gedung Rektorat menuntut Bendahara UNM, Nasri diturunkan. Sepekan kemudian, Rabu (13/3) di Gedung Rektorat, Aliansi Mahasiswa UNM kembali menggelar aksi dengan tuntutan yang sama. Masih mempertanyakan persoalan anggaran di UNM, Rabu (20/3) LK Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) juga menggelar aksi di Gedung Rektorat.
Presiden BEM UNM, Sudirman mengatakan aksi di hari Rabu berturut-turut hanya kebetulan dan tidak ada kesepakatan untuk menggelar aksi setiap hari Rabu. "Mungkin ini lebih kepada momentumnya," singkatnya. Senada dengan Sudirman, Presiden Federasi Mahasiswa (FEMA) Fakultasi Ilmu Sosial (FIS) UNM, Budiman mengungkapkan aksi di hari Rabu bukan kesengajaan.
Sementara itu, Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan, Heri Tahir mengatakan terdapat keanehan terhadap aksi yang dilakukan LK. Menurutnya, aksi yang digelar LK UNM seperti rutinitas yang tiap minggu harus dilakukan. "Yang saya herankan, mahasiswa selalu mempertanyakan hal yang sama. Tidak ada wacana baru yang dipertanyakan, jadi pasti jawabannya normatif sama dengan yang lalu-lalu," paparnya. (*)
*Reporter: A. Sri Mardiyanti Syam