Berita Terbaru!! :
Home » , » UNM Bakal Terobok-obok

UNM Bakal Terobok-obok

Admin by Unknown on Thursday 27 December 2012 | 11:06

Universitas Negeri Makassar. (Rizki-Profesi)

PROFESI-UNM.COM - Belum usai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 “menjajah” pendidikan Indonesia, pemerintah kembali menggodok “kader” kurikulum yang baru, Kurikulum 2013. Kurikulum yang tinggal menanti proses pengesahan ini bakal merampingkan beberapa mata pelajaran di SD, SMP, maupun SMA, bahkan ada yang dihapuskan. Lantas bagaimana nasib Jurusan yang ada UNM, tentu peluang kerja mahasiswa akan semakin sempit.

Selama era reformasi, ini adalah ketiga kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Publik sedang menantikan perubahan seperti apa dan apa yang akan ditawarkan dalam kurikulum baru serta dampak apa yang bisa diharapkan pada keluaran sistem pendidikan ke depan, sebagai akibat dari intervensi pemerintah melalui pengembangan kurikulum ini.

Menyikapi hal ini, UNM tentu tidak boleh berdiam diri. Sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) mau tak mau bakal kena imbasnya, terutama dalam menyikapi banyaknya Jurusan yang terintegrasi dan bakal dihapus sebagai mata pelajaran dalam sekolah nanti.  Sementara Jurusan-jurusan itu masih sedang hangat-hangatnya dibina di kampus pencetak generasi Oemar Bakrie ini.

Seperti IPA dan IPS yang bakal terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sementara Bahasa Inggris, tidak lagi dipakai di SD. Tak hanya itu, mata Pelajaran TIK,  Bimbingan Konseling, dan Bahasa Daerah, parahnya ketiga Jurusan itu tak lagi disentuh kurikulum.

Menurut Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM, Abdul Salam, Kurikulum 2013 lahir karena menyesuaikan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang.

Perkembangan zaman menuntut untuk diubahnya kurikulum yang lebih mengutamakan pengembangan potensi dan kemampuan siswa dalam penguasaan mata pelajaran dengan berbasis teknologi dan moral. Sehingga, ia menganggap,  kurikulum memang harus berubah. Untuk pemberlakuannya sendiri, masih menurutnya, direncanakan pada tanggal 1 Jui 2013. Akan tetapi, batas pemasukan saran dan kritik melalui Uji Publik di website resmi Kemendikbud sampai tanggal 24 Desember. “Diharapkan tahun ajaran semester genap 2013 sudah berlaku,” ujar dosen yang menjadi wakil UNM untuk uji publik kurikulum 2013 ini.

“Kurikulum 2013 tetap berbasis kompetensi, artinya semua sebaran mata pelajaran di dalamnya selalu diukur dari kompetensi. Bagaimana caranya membantu siswa agar bisa menguasai semua tagihan kompetensi yang ada di mata pelajaran, di ranah satuan pendidikan apapun,” ujarnya.

Selain itu, ia tidak menyangkal jika dianggap kurikulum yang baru ini bakal tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 tetap berbasis satuan pendidikan, artinya tetap diberi kewenangan terhadap sekolah untuk me-manage kurikulum itu. Jadi, ia menegaskan, pada dasarnya Kurikulum 2013 masih sama dengan KTSP, meskipun dalam ranah kontennya ada banyak perampingan mata pelajaran.

Pembatu Rektor IV, Eko Hadi Sudjiono menilai penggantian kurikulum ini sudah pantas. Terlebih, ia melihat selama ini siswa terlalu banyak dibebani dengan mata pelajaran.

Menurutnya, kurikulum ini tujuannya untuk menghindari pengkotak-kotakan jurusan antara IPA, IPS dan Bahasa selama masa sekolah. “Tujuannya ini kan agar tidak ada lagi pengkotak-kotakan, misalnya dulu kan kalau siswa jurusan IPA dianggap pintar, padahalkan tidak seperti itu, IPS juga banyak orang pintar,” tutur Direktur P3G UNM ini.

Ia malah meminta UNM untuk mempersiapkan diri menghadapi kurikulum terbaru ini. Pasalnya, dengan adanya kurikulum ini akan mendapat banyak perombakan, terutama perbaikan pada kualitas alumni. “Yang perlu disiapkan adalah bagaimana perbaikan kualitas alumni kita, jangan sampai alumni kita ini tidak siap nanti menghadapi dunia kerja nanti,” ungkap salah satu dari delapan tim inti kurikulum 2013 ini.

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulawesi Selatan, Ramli Rahim, memandang baik adanya kurikulum baru 2013 dimana beban siswa dengan banyaknya mata pelajaran menjadi lebih ringan karena berkurangnya mata pelajaran. “Saya kira kita sepakat bahwa siswa itu memang terbebani dengan banyaknya mata pelajaran. Terutama di SD, lebih 10 mata pelajaran saya kira memang terlalu berat. SMP dan SMA pun juga sama dengan 17 mata pelajaran, itu sangat berat,” terang Ramli.

Ramli menyayangkan dalam perumusan Kurikulum 2013 tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional tidak melibatkan guru dan organisasi guru. “Kurikulum ini kan tiba-tiba muncul sementara guru dan organisasi guru tidak dilibatkan dalam proses penyusunannya,” sesalnya.

Lebih jauh, Ramli mengatakan pada penggabungan mata pelajaran masih membutuhkan kajian bagaimana mengintegrasikannya. “Kan repot bagaimana menggabungkannya, masalah yang serius tidak ada proses yang dilalu secara instant,” jelas pria kelahiran Kabupaten Maros ini. Untuk itulah, menurutnya, pelibatan guru dan organisasi profesi guru penting. (*)


*Sumber: Tabloid cetak




Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap