int. |
Seperti yang dialami Hamka, Kepala Sekolah SMAN 1 Alla di Kabupaten Enrekang. Ia belum paham betul menegnai pemberlakuan kurikulum 2013 itu nantinya seperti apa. Ditambah lagi, menurutnya, ada beberapa kerancuan yang ditemukannya dalam draf yang ia unduh melalui situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Kita masih kabur persoalan kurikulum 2013, apalagi tidak ada proses sosialisasi dari Dinas Pendidikan setempat," paparnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) Fakultas Ilmu Pengetahuan (FIP) UNM, Pattaufi juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mendapatkan infonya juga melalui internet. Meskipun ia sudah jauh hari mengetahui tentang wacana Kurikulum 2013, namun pihaknya hingga kini masih belum mendapatkan sosialisasi dari universitas maupun Kemenikbud sendiri. Padahal, tambahnya lagi, pihaknya sementara ini baru akan mengkaji mengenai kurikulum baru itu. "Kami sebenarnya sudah bersiap-siap membantu untuk proses sosialisasinya, jika diberlakukan. Hanya saja ternyata sampai sekarang dari pusat (Kemendikbud, red) belum memberikan gambaran jelas bagi kami," risaunya.
Dosen asal Jeneponto ini menambahkan, seiring dengann pergantian kurikulum, secara tidak langsung ada unsur-unsur poitik di dalamnya. "Makanya wajar jika berkembang pernyataan Ganti menteri, ganti kurikulum, karena belum selesai kurikulum yang satu dijalankan, yang seharusnya 10 tahun, diganti lagi dengan kurikulum lainnya," paparnya. (*)
*Reporter: Imam Rahmanto