Rektor Universitas Negeri Makassar, Arismunandar, saat memberi sambutan dalam Dialog Awal Tahun BEM UNM. (Adji - Profesi) |
“Mahasiswa kalau lihat polisi justru menyulut kemarahannya. Jadi sebaiknya tidak usah ada polisi yang mendekat, mobil polisi juga sebaiknya disembunyikan,” kata Arismunandar.
Guru besar administrasi pendidikan ini menambahkan, sarannya itu telah ia sampaikan kepada pihak Polrestabes saat demo kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) November lalu. Namun, lanjut Arismunandar, polisi tak mengindahkan pesannya.
“Itu saya sampaikan dulu, tapi entah kenapa tiba-tiba ada mobil polisi mendekat di depan LPMP. Itulah yang mengawali bentrok terjadi sampai penyerangan kedalam kampus,” ungkapnya.
Dialog yang bertemakan “Proyeksi Gerakan Mahasiswa: Mengurai Akar dan Resolusi Konflik Untuk 2015 yang Aman dan Damai” melibatkan Wakapolda Sulselbar Brigjen Ike Edwin, Kasdam VII Wirabuana Rukman Ahmad, dan Staf Ahli Gubernur Sulsel Abdullah Haris Akbar sebagai pembicara.
Hadir pula Wakapolrestabes Makassar Toto Lisdianto yang pernah menjadi korban panah saat bentrok 13 November lalu. Selain itu, pengurus lembaga kemahasiswaan se-Makassar, organisasi daerah, dan organisasi kepemudaan turut hadir dalam kegiatan ini. (*)
*Reporter: Ismail