Berita Terbaru!! :
Home » , » Berfilosofi dengan Kopi

Berfilosofi dengan Kopi

Admin by Imam Rahmanto on Sunday 13 April 2014 | 08:30

(int)
Judul Buku          : Kumpulan Prosa dan Puisi "Filosofi Kopi"
Penulis                : Dewi "Dee" Lestari
Penerbit              : Bentang
Tahun terbit        : 2012 (cetakan II)
Tebal buku         : 142 halaman

"Seperti pilihan Anda, cappuccino. Ini untuk orang yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan"

"Sesempurna apapun kopi yang kanu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan"

Sesuai judul bukunya, Filosofi Kopi, Dee membawa pembacanya ke dunia serba kopi. Tentang kehidupan Jody dan Ben yang membangun bisnis kafe, hingga digemari banyak orang. Ben yang sangat terobsesi dengan menemukan kopi yang sempurna. Sedangkan Jody, yang selalu berpikir tentang bisnis dan menghasilkan uang dari usaha kafe mereka.

Pada akhirnya Ben menemukan rasa kopi yang sempurna ketika ditantang oleh seorang pejabat tinggi. Namun ia baru sadar rasa kopinya ternyata palsu belaka jika dibandingkan dengan kopi tiwus buatan Pak Seno, nun jauh di pelosok kampung. Meski dibuat dengan sederhana, namun kopi itu mampu mengalahkan sifat perfect Ben. Nyaris saja kafe mereka tutup karena Ben yang merasa depresi. Namun, kopi tiwus kembali membawanya ke kesadaran baru.

Meskipun berjudul Filosofi Kopi, namun isi buku ternyata tak berbicara sepenuhnya tentang kopi. Filosofi Kopi hanya satu dari 18 cerita pendek yang dituliskan Dee. Sebagiannya lagi tidak bisa pula disebut sebagai cerpen, karena berupa prosa-prosa pendek. Seperti Spasi yang berkisah tentang jarak antara dua orang yang memadu kasih sayang.

"Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring"

Diantara cerpen dan prosa itu adalah Mencari Herman, Surat yang Tak Pernah Sampai, Salju Gurun, Kunci Hati, Selagi Kau Lelap, Sikat Gigi, Jembatan Zaman, Kuda Liar, Sepotong Kue Kuning, Diam, Cuaca, Lara Lana, Lilin Merah, Cetak Biru, Budha Bar, dan Rico de Coro. Beberapa diantaranya pernah pula dimuat di majalah maupun surat kabar. Tulisan-tulisan di dalamnya adalah kumpulan tulisan dari beberapa tahun Dee menulis secara undergorund, di samping kesibukannya sebagai penyanyi.

Membaca buku kumpulan cerpen dan prosa satu dekade ini menyajikan cerita yang mengalir tanpa kerumitan pada bahasanya. Apalagi buku ini didaulat Majalah TEMPO sebagai Karya Sastra Terbaik di tahun 2006. Buku ini pulalah yang akhirnya mengantarkan Dee untuk menelurkan karya-karya lainnya, yang akhirnya diangkat ke layar kaca; Perahu Kertas.

"Jika ada yang memikat pada Dee adalah cara dia betutur: ia peka pada kalimat. Kalimatnya berhenti atau terus tidak hanya karena isinya selesai atau belum, tapi karena pada momen yang tepat ia menyentuh, mengejutkan, membuat kita senyum, atau memesona. Kepekaan pada ritme itulah yang menyebabkan sebuah tulisan - bukan sederet pesan di bungkus rokok Dji Sam Soe, bukan pula sepotong tesis doktorat," ungkap Goenawan Mohamad dalam pengantarnya di buku ini.
(*)


*Imam Rahamnto



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap