(int) |
Menurut Syamsul Alam, mahasiswa jurusan Administrasi Negara, kejadian tersebut didapatinya sudah berlangsung lama. Ia yang dulu sempat membuka-buka beberapa profil UNM lewat situs tersebut, untuk kepentingan referensi, dibingungkan oleh “seruan” bernada religius itu. Ia menyangka situs UNM sedang kena retas alias hack.
“Sempat saya buka-buka beberapa dan tulisannya memang seperti itu. Kalau diklik, kita dikembalikan ke halaman utamanya website UNM. Saya kira ada yang hack,” ujarnya menduga-duga.
Akan tetapi, Kepala ICT Center UNM Rusli membantah jika situs milik UNM itu diretas oleh pihak tertentu. Beberapa tautan tersebut hanya memang belum diaktifkan. Tulisan-tulisannya pun yang menyerukan “kebenaran” itu kemungkinan dibuat sendiri oleh operator atau admin.
“Kalau website kita (UNM, red) tidak mungkin kena hack. Karena kita punya sistem pengamanan yang berlapis. Jadi kecil sekali kemungkinan kita bisa di-hack,” yakinnya meskipun ia tak menyangkal website UNM pernah berhasil diretas oleh pihak luar.
Akan tetapi, belajar dari pengalaman tersebut, ia tetap mewaspadai kemungkinan-kemungkinan adanya pihak luar yang ingin meretas website UNM. Apalagi dengan maraknya aktivitas hacking yang ada di Indonesia. (*)
*Reporter: Imam Rahmanto