Ilustrasi - Profesi |
10 mahasiswa tersebut merupakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya denga jalur penyeleksian yang ketat pula. Seperti yang diungkapan Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Muharram, ia mengatakan jika terobosan ini tentu akan melibatkan orang-orang terbaik dengan berbagai kriteria yang ditentukan. “Tentunya the best on the bestlah,” terangnya.
Lanjutnya, seleksi tersebut akan ditangani langsung tiap Prodi dengan jumlah masing-masing delegasi dua orang. Menurutnya, berbagai pertimbangan akan diperhatikan dalam penyeleksian . “Bukan dipilih berdasarkan kemauan, tapi ada kriteria yang ditentukan,” jelas dosen Kimia ini.
Beberapa kriteria tersebut diantaranya, nilai IPK diatas 3,5, skill berbahasa inggris, skor Toefl minimal 450, pengalaman yang cukup, mental, dan tak ketinggalan masalah finansial turut jadi pertimbangan.
Hardianti, mahasiswa International Class Program (ICP) Biologi ini mengaku jika dirinya sangat antusias ingin mengikuti penyeleksian tersebut. Meski harus diperhadapakan dengan rentetan persyaratan yang terbilang cukup sulit. “Kalau dibilang mau, sangat mau apalagi dengan nilai IPK 3,5, di ICP juga banyak,” tuturnya.
Tapi menurutnya, standar IPK tersebut bukanlah standarisasi yang tepat untuk mencari yang terbaik, karena kemampuan seseorang tidak bisa diukur dari satu titik itu. “Kecuali jika tes skill-nya benar-benar face to face,” imbuh mahasiswa 2011 ini. (*)
*Dian Febriani