Seorang mahasiswa melintas di depan asrama FIK. (Rizki-Profesi) |
Aspura (Asrama Putra) UNM, seperti itulah tulisan yang terpampang di depan bangunan itu, tulisan yan masih menandakan bangun itu masih terpakai, bangunan yang sudah tidak muda lagi tentunya. Belasan penghuni yang menggantungkan nasib dari bangunan tua itu, namun tinggal menghitung hari bangunan itu sebentar lagi akan dirobohkan.
Arman salah satu penghuni Aspura mengaku belum lama menempati Aspura tersebut, tapi tempat itu sudah ia anggap sebagai rumah keduanya yang kabarnya akan dijadikan taman baca. “Kalau saya belum cukup satu tahun disini kak, tapi kan saya sudah terbiasa disini,” ungkapnya.
Mahasiswa jurusan Ilmu Keolahragaan (Ilara) ini melanjutkan ceritanya, ia pasrah dengan keputusan Birokrat untuk merobohkan bangunan yang sudah beberapa tahun lamanya menjadi rumah para mahasiswa yang memilih menjadikannya istana. “Kalau saya kak, mungkin akan cari tempat kost yang dekat dari kampus juga,” ujarnya pasrah.
Kesunyian masih mengusai bangunan itu, hanya terdengar kicauan burung-burung yang mungkin seperti menjadi bentuk protes mereka, tak rela atap bangunan yang juga menjadi tempat tinggal mereka akan dirobohkan.
Arman kembali menambahkan bahwa Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum (PD II) pernah menjanjikan sebuah gedung untuk dijadikan Aspura baru, namun saat ini gedung tersebut sudah lebih dulu ditempati peserta Program Pendidikan Guru (PPG).
Tak hanya Arman yang perlu bergegas mencari tempat tinggal baru, belasan penghuni lainnya juga sudah bersiap-siap meninggalkan paksa Aspura tersebut. Menanggapi hal itu Arifuddin Dekan FIK menyatakan bahwa Aspura yang terletak di area kampus hanya menganggu pemandangan. “Aspura itu hanya menggangu pemandangan, jadi rencananya nanti akan kami buat taman baca mahasiswa FIK,” paparnya. (*)
*Reporter: Andini Ristyaningrum