Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir sedang memberikan pemahaman tentang tawuran yang seharusnya dihindari oleh mahasiswa. (Rizki - Profesi) |
Diskusi dengan tajuk “Meretas Konflik Dalam Bingkai Siri’ Na Pacce: Solusi Terhadap Tawuran Mahasiswa antar Kelompok Mahasiswa di Makassar” ini diselenggarakan di gedung AD, aula lantai 5 Program Pascasarjana (PPs) UNM, Rabu (12/6).
Selaku Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir, dalam pemaparannya sebagai salah satu pembicara menegaskan bahwa UNM tidak boleh dipandang dari budaya tawurannya saja. “Nilailah sesuatu dari dua atau lebih sudut pandang. Begitupun dengan UNM, jangan menilai dari segi tawurannya saja melainkan mahasiswa UNM juga bisa menepis citra buruk itu dengan prestasi-prestasi," katanya.
Menurutnya, hal yang mendasari UNM sangat tersorot dengan budaya tawuran, bukan lain karena media yang selalu menyorot sisi negatifnya. “Media yang berlebihan menyorot sisi tawurannya, kalau bisa sisi prestasi dari mahasiswa kita juga seharusnya di sorot," usulnya.
Dalam acara yang dihadiri beberapa fungsionaris lembaga kemahasiswaan UNM tersebut, hadir pula Muhammad Jufri sebagai Psikolog yang menyoroti tawuran dari sisi psikologis mahasiswa, dan pihak Kepolisisan makassar yang diwakili oleh Kepala Biro Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polda Sulsel, Abdul Aziz. (*)
*Reporter: Andi Sadriani