Berita Terbaru!! :
Home » , , » Cinta ala Sang Jenius Habibie

Cinta ala Sang Jenius Habibie

Admin by Unknown on Wednesday 2 January 2013 | 10:42

(int)

Judul Buku: Habibie dan Ainun

Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie

Penerbit: THC Manddiri

Tahun terbit:2010

Jumlah halaman: 323 halaman



"Terima kasih Allah, Engkau telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya

Terima kasih Allah, Engkau telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya

Terima kasih Allah tanggal 12 Mei 1962 Engkau nikahkan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya,"

Buku yang berjudul "Habibie dan Ainun" ini merupakan buku yang menjadi muasal dari film berjudul sama yang kini sementara tayang di bioskop. Buku ini ditulis sendiri oleh Habibie, merangkum beberapa kisah dari diarynya selama bersama Ainun, istrinya. Maka tak heran jika beberapa bagian dari kisah di dalam buku ini pun dijabarkan dengan sangat mendetail, sesuai dengan isi pada diary-nya tersebut.

Habibie, sebagai penulis buku ini, cukup baik dalam menghadirkan kisah yang runut berdasarkan alur waktunya. Hanya saja, bahasa-bahasa yang dihadirkannya terkadang terkesan agak formal dan tidak begitu luwes sesuai dengan buku-buku bercerita (novel) lainnya. Ada beberapa bagian dalam buku yang alurnya malah tampak seperti sebuah tulisan esai, bukannya hadir sebagai cerita utuh yang dipoles dengan sentuhan sastra; deskriptif ataupun naratif. Latar belakang Habibie sebagai seorang ilmuwan aerodinamika mungkin yang menegaskan pengaruh tersebut. Ia lebih senang menggunakan kalimat-kalimat formal, tak bertele-tele untuk bercerita melalui bukunya. Waktu bagi seorang "bapak teknologi" seperti Habibie sangatlah berharga.

Kisah yang dihadirkan dalam buku ini berangkat dari cerita pertemuannya dengan Ainun di Indonesia lepas dari studinya di Jerman. Ia yang kala itu tidak sengaja masuk ke rumah keluarga Besari, karena kelamaan menunggu adiknya di mobil, bertemu dengan Ainun setelah sekian lama. Beberapa bulan pun berlalu usai pertemuan itu yang semakin mengakrabkan mereka berdua. Hingga akhirnya mereka menikah, menetap di Jerman, dan mempunyai anak. Sebagian besar bercerita tentang kehidupan dan pekerjaan Habibie selama di Jerman, sebagai insinyur Konstruksi Ringan hingga peralihannya menjadi Presiden RI ketiga. Ada pula beberapa organisasi di Indonesia, hasil prakarsa Habibie dan Ainun, yang diceritakan muasalnya, seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Yayasan ORBIT, PPMTI.

Cerita yang dihadirkan cukup menarik. Akan tetapi, kisah asmara (sebelum menikah) sangat kurang dikisahkan oleh penulis. Padahal, sebagian besar pembaca tentunya sangat menanti-nanti kisah demikian dari sebuah kisah novel. Selain itu, alasan lengsernya Habibie selaku Presiden RI ketiga tidak dijelaskan secara detail. Mungkin saja, pembaca juga menantikan kisah itu dari seorang Habibie.

Terlepas dari itu, saya pikir Habibie dan Ainun menjadi sebuah buku yang cukup menarik untuk dibaca. Meskipun film layar lebarnya telah beredar, namun akan lebih baik ketika membaca bukunya lebih dulu sebelum menonton filmnya di bioskop-bioskop terdekat. Pembaca akan disuguhi cerita-cerita yang lebih mendetail dari buku tersebut. Apalagi, di filmnya, wajah dan fisik pemeran "Habibie" sangat jauh berbeda dengan Habibie yang asli.

Sekitar 15 menit kemudian kepala perwakilan Luthfansa melaporkan bahwa 2 tiket kelas satu, 3 kelas business dan 1 kelas ekonomi dengan Luthfansa tersedia. Saya bertanya: "Bagaimana Anda peroleh tiket ini jikalau sebelumnya semua sudah dijual?" Jawaban kepada perwakilan Luthfansa singkat: "Setelah saya sampaikan kepada Ibu Ainun dan masalah yang dihadapi, maka secara spontan enam penumpang mengundurkan diri. Mereka semua bukan warga negara Indonesia."


*Imam Rahmanto



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap