Muhammad Nasir. (Foto: int) |
Menurut Nasir, hal ini dilaksanakan jika tidak memenuhi standar rasio antara dosen dan mahasiswa. Pihaknya bahkan menemukan PT yang memiliki rasio antara dosen dan mahasiswa yakni 1:400.
"Bayangkan jika rasionya demikian, bagaimana kuliahnya. Untuk itu, program studi yang memiliki rasio demikian, kami mulai menonaktifkan di dalam pangkalan data perguruan tingginya," katanya saat menghadiri peresmian JK Center di Fakultas Teknik Unhas, Kampus Gowa, Jumat (27/2/2015).
Mantan Rektor Universitas Diponegoro tersebut menjelaskan, Kemenristek Dikti berencana mengumumkan program-program studi yang dinilai tidak memberikan pendidikan yang bermutu karena memiliki rasio antara dosen dan mahasiswa yang tidak ideal.
Hal tersebut dilakukan agar calon mahasiswa tidak tertipu dengan pendidikan yang diberikan oleh perguruan tinggi saat mereka mendaftar. (*)
*Reporter: Kasdar Kasau