Berita Terbaru!! :
Home » , , » Tak Melulu Novel Agamis

Tak Melulu Novel Agamis

Admin by Yeni.F on Thursday 15 November 2012 | 00:20



(int)

Judul  : Negeri Para Bedebah
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2012



Nama Tere Liye dewasa ini mulai mencuri perhatian penikmat buku di Indonesia. Buku-bukunya sarat pesan moral dan agamis. Akan tetapi lewat buku teranyarnya, Tere Liye membuktikan dia tak hanya mumpuni di Novel-novel agamis. Negeri Para Bedebah lebih bernuansa politik, namun masih memiliki ciri khas Tere Liye, sarat pesan moral. 

Novel bersampul merah ini sekilas terlihat ‘ringan’. Pembaca-pembaca novel Tere Liye yang mengharapkan cerita-cerita sederhana tentang kehidupan sehari-hari akan dibuat tercengang. Tere Liye meramu dunia politik, ekonomi dan perbankan dalam satu kemasan yang apik. Meski demikian, pembaca yang tidak memiliki latar belakang Ekonomi sama sekali tak perlu khawatir. Penjelasan-penjelasan di dalam buku ini cukup memberi gambaran mengenai dunia ekonomi secara keseluruhan.

Buku setebal 440 halaman ini, berisi perjalanan Thomas, seorang penasehat keuangan dunia untuk menyelamatkan perusahaan kelurganya. Tak hanya harus menghadapi musuh-musuh yang berusaha menghancurkan keluarganya, Thomas harus berhadapan dengan dirinya sendiri, dan hantu-hantu dari masa lalunya. Novel ini diselingi dengan flashback kehidupan Thomas, yang menghantarkannya menjadi dirinya yang sekarang. Mulai dari awal terbentuknya kerajaan bisnis keluarganya, bagaimana keluarga besarnya tertipu orang-orang terdekat yang mengakibatkan kedua orang tua Thomas kehilangan nyawanya, hingga perjalanan Thomas sehingga menjadi ahli ekonomi Dunia. 

Cerita ini terpilin dari satu latar tempat ke latar tempat lainnya. Keterampilan Tere Liye meramu cerita membawa pembaca serasa terlibat dalam petualangan yang dialami Thomas. Cerita yang ditutup dengan apik memberikan kepuasan tersendiri setelah dibuat menahan napas mengikuti petualangan sang tokoh utama. Bukan Tere Liye namanya bila tak terdapat unsur sarkatik dalam cerita-ceritanya. Kalimat-kalimat sarat sindiran terselip dengan cantiknya di berbagai bagian. Seperti kalimatnya yang satu ini,  “Tetapi setidaknya, kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat”, cukup membuat hati nurani kita sedikit tersentak.

Bagaimanakah akhir petualangan sang tokoh utama? Apa yang menjadi oleh-oleh Thomas setelah melewati berbagai petualangan? Who knows.... :)


*Yeni Febrianti



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap