Berita Terbaru!! :
Home » » Pesta dan Kebebasan Icarus

Pesta dan Kebebasan Icarus

Admin by Bung Ari on Friday 2 January 2015 | 00:59

Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra
Indonesia, Arlin.
(Foto: ist.)
PROFESI-UNM.COM - 2015 telah datang menggantikan 2014. Kedatangan malam tahun baru begitu dinanti. Jauh-jauh hari sebelumnya, sudah bertumpuk rencana untuk merayakannya. Mulai dari membaca doa di pergantian malam, hingga pesta pora yang penuh foya-foya. Pukul 00.00 adalah puncak perayaan tahun baru.
Gemerlap cahaya kembang api menghiasi langit. Di malam tahun baru, orang yang biasanya tidur lebih awal, tiba-tiba begadang. Seperti tak ada alasan untuk tidak merayakannya.

Gemerlap cahaya kembang api, saksi nyata perayaan tahun baru. Tetapi mengapa harus dirayakan tahun baru itu? Tentu jawaban yang dihasilkan bermacam-macam pula. Andai saja mereka yang merayakan tahun baru, kelak mempunyai alasan seperti Icarus. Melakukan perayaan kebebasan atas nama kebebasan. Meskipun banyak orang beranggapan itu arogansi semata. Dengan sayap buatan Daedalus ayahnya yang seorang ilmuan, Icarus ingin menggapai kebebasan dengan terbang di langit luas. Daedalus pastilah cemas dengan apa yang dilakukan Icarus, tetapi apalagi yang harus dipertanyakan untuk sesuatu yang disebut kebebasan. Suatu pemikiran tidak akan lebih baik daripada tindakan untuk memperoleh kebebasan.

Icarus sepertinya terlalu asyik menikmati kebebasan. Ia terbang seperti burung dengan menggunakan sayap buatan ayahnya. Hingga pada akhirnya perekat lilin yang digunakan untuk merekapkan sayap tak mampu lagi membawa Icarus terbang. Icarus terjatuh, tersungkur menjadi mayat di bumi.

Di antara kepakan sayap Icarus, ribuan benih tertanam diam-diam atas nama perayaan tahun baru. Mungkinkah benih itu karena alasan yang sama dengan Icarus yang memilih kebebasan karena penjara di Kereta yang telah merengguk kebebasannya. Jauh hari setelah kisah Icarus, manusia memilih cara masing-masing untuk merayakan Tahun baru. Muda-mudi yang keluyuran malam tanpa batas, dengan alasan tahun baru. Orang dewasa yang berpesta ria, kembang api yang berapi-api. Bahkan ada yang berpesta miras, narkoba dan hubungan gelap atas nama perayaan tahun baru. Sepertinya, mereka memilih jalan yang sama dengan Icarus. Tetapi bukan proses dan tujuannya yang sama, tetapi hasil akhir yang berujung pada kehancuran.

Sudah sepantasnya malam tahun baru itu direnungi, tentang apa yang telah diperbuat selama satu tahun dan apa yang akan diperbuat untuk tahun-tahun yang akan datang. Adakah hal itu berguna untuk diri kita, untuk bangsa kita. Jangan hanya kesia-siaan yang didapatkan. Icarus lebih baik dari mereka yang memilih menemukan kebebasan dengan pesta miras, narkoba dan seks. Mereka Tersungkur dengan cara yang memalukan. Tidak seperti Icarus yang tersungkur dengan jalan yang lebih arif. Tahun baru seharusnya dijadikan waktu untuk merenungkan rencana baik kedepannya, bukan sekadar berpesta.

Penulis: Arlin. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar

====================================================================== 

Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda ke email profesi_unm@yahoo.com  untuk diterbitkan di rubrik Sivitas Menulis Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap