Berita Terbaru!! :
Home » » Jasruddin Tak Lagi Idolakan Yusril

Jasruddin Tak Lagi Idolakan Yusril

Admin by Unknown on Thursday, 13 November 2014 | 00:30

Postingan Jasruddin Malago di akun facebook miliknya.
(Foto-int)
PROFESI-UNM.COM - Dibalik kesibukannya sebagai Direktur Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Jasruddin ternyata punya idola salah satu toko politik Indonesia, yaitu Prof. Yuzril Ihza Mahendra yang saat ini menjabat sebagai Pakar Hukum dan Tata Negara.

Namun, sepertinya ada hal yang tak disukai oleh Jasruddin dari sosok Yusril terkait kritikannya kepada pemerintah Republik Indonesia, Joko Widodo. Beberapa hari yang lalu mantan gubernur DKI Jakarta itu membuat terobosan Kartu Indonesia Pintar (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Dalam akun facebooknya "Jasruddin Malago" yang diposting 7 November lalu. Jasruddin menjelaskan ketidaksetujuannya terhadap ucapan Yusril. Atas publikasinya itu dikomentari oleh banyak orang termasuk salah satu guru besar Universitas Hasnuddin (Unhas), Mustaring Sipul selaku pengamat politik di Bidang Hukum dan Tata Negara. Tak hanya itu dosen UNM pun seperti Prof. Suparlan Suhartono turut berpendapat.

Berikut petikan cibiran Jasruddin di akun facebooknya. (*)

"Prof.Yusril. Saya mengidolakan anda bahkan pernah berpikir bahwa anda layak jadi presiden Indonesia. Sayangnya akhir-akhir ini saya agak berbeda pandangan dengan Prof.Yusril. Ini mungkin karena saya hanya guru besar dalam bidang fisika. Saya setuju bahwa negara harus dijalankan dengan menggunakan aturan main yg sudah ada. Salah satunya adalah aturan ketatanegaraan dimana Prof.Yusril adalah salah satu pakarnya yang saya andalkan.

Survei membuktikan aturan ketatanegaraan yg dijalankan di Indonesia tdk mampu membawa Bangsa INDONESIA mencapai tujuan kemerdekaannya.

Langkah Pak Jokowi (Presiden) itu sangat mulia untuk rakyat kita yang sudah terlalu lama menderita. Seharusnya Prof.Yusril membantu rakyat dengan memberi saran konkrit agar program itu menjadi legal. Hukum tata negara dibuat untuk rakyat, jika tidak lagi efektif untuk kepentingan rakyat maka ubah saja demi rakyat. Hukum itu bukan kitab suci."

*Reporter: Kasdar Kasau



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap