Kepala Balai Diklat Keagamaan Kota Semarang, Japar saat menyampaikan Disertasinya di Lantai 5 PPs UNM (Sumber: ist) |
Dalam pemaparannya, mantan instruktur Balai Diklat Keagamaan Makassar ini mengungkapkan, saat ini strategi pembelajaran para guru matematika lebih menekankan pada kemampuan mengingat atau menghafal dan kurang menekankan kepada siswa untuk pemahaman konsep, komunikasi, ataupun pada pemahaman. Akibatnya, kadar keaktifan siswa menjadi rendah.
“Siswa hanya menggunakan kemampuan berfikir tingkat rendah selama proses pembelajaran berlangsung di kelas dan tidak diberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara penuh,”ujarnya.
Lebih lanjut, Japar menambahkan, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran agar siswa merasa tidak bosan adalah perlu adanya model pembelajaran yang mengacu pada kinerja dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran dan kelompoknya. "Kelompok pembelajaran yang dimaksud adalah kelompok yang dibentuk melalui pembelajaran kooperatif," bebernya.
Japar mengatakan, dengan model pembelajaran berbasis masalah kooperatif nantinya akan memudahkan guru dalam melakukan analisis materi pelajaran, melakukan perencanaan yang matang melalui perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran, meningkatkan aktivitas guru dan peran guru sebagai fasilitator, motivator, mediator, dan manajerial pada proses pembelajaran.
Dalam ujian terbuka tersebut, turut hadir selaku dewan penguji diantaranya, Alimuddin Mahmud selaku promotor. Soli Abimanyu dan Nurdin Arsyad selaku kopromotor. Sementara Arifin Ahmad, Darman Manda, dan Suradi Tahmir bertindak sebagai penguji internal, dan Muhammad Yunus sebagai penguji eksternal .
Sementara itu selaku ketua sidang promosi doktor, Direktur PPs UNM, Jasruddin, mengatakan, Japar menyelesaikan studi di UNM dengan memperoleh IPK 3,76. "Japar lulus dengan predikat sangat memuaskan," katanya.
Mahasiswa angkatan 2011 ini menjadi alumni doktor ke 262 UNM dan doktor ke 10 untuk prodi ilmu pendidikan. (*)
*Reporter : Nur Fadly