(ilustrasi) |
Dalam orasinya Hafid Abbas memaparkan, wajah pendidikan nasional Indonesia saat ini makin terlihat kebobrokannya, disebabkan politisasi dalam lingkup pendidikan. “Salah satu penyebabnya adalah kuatnya arus politisasi dalam pendidikan,” ungkap pria alumni UNM ini.
Lelaki yang menjabat sebagai Presiden Southeast Asian Human Right Institution Forum (Komnas ASEAN) ini membeberkan, penyebab kuatnya arus politik dalam pendidikan di Indonesia bermula dari kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid yang membuat urusan pedidikan dikavling menjadi jatah politik dari Muhammadiyah dan kementerian agama adalah Nahdatul Ulama (NU).
"Kebijakan ini mengakibatkan kementrian pedidikan telah didominasi oleh kepentingan Muhammadiyah. Ironisnya, pemegang jabatan menteri yang harusnya berkewenangan pada bidangnya terabaikan, terutama bidang yang disarankan UNESCO yakni keguruan dan ilmu pendidikan," jelasnya.
Menurutny, saat ini jelas terlihat saat ini pejabat seperti dinasti. “Seperti yang kita lihat pemegang pos pendidikan kebanyakan adalah keluarga atau teman dekat pejabat,” jelasnya. (*)
*Reporter: Mentari Jati Pratiwi
pendidikan tidak akan lepas dari arus perpolitikan.. karena politklah arah pendidikan itu berkiblat, pendidikan hari ini memang merupakan representatif dari siapa yang berkuasa.. dan soal dinasti dalam pendidikan adalah benar adanya.. dalam islam juga membolehkan itu seperti mensejahtrahkan sanak saudaranya dengan mengajak mereka untuk bekerja di lembaga pendidikan.. itu fakta yang tidak bisa dipungkiri.. jika tak mau hal seperti terjadi maka rombak perpolitikan indonesia menjadi apa yang menjadi keinginan anda, maka pendidikanpun akan mengarah pada kebijakan politik yg anda keluarkan.
ReplyDelete