Isi bingkisan yang dikirimkan kepada BEM dan Maperwa UNM (Fadly - Profesi) |
Diterima oleh salah seorang staf Tata Usaha (22/5), amplop ini kemudian diberikan kepada Kepala Bagian Kemahasiswaan, Jufri. Hal ini dikarenakan belum adanya Presiden Mahasiswa di kampus Eks IKIP ini. “Saya dapat ini tadi dari Tata Usaha dan sempat saya baca-baca,” ungkapnya sambil menunjukkan buku tersebut.
Dalam buku ini disinggung tindak kerusuhan yang melibatkan salah seorang perwira dituntut agar diadili sesuai peraturan perundang-undangan. Buku ini juga menggambarkan bentuk kekecewaan korban penculikan, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan kekerasan rasial yang membentuk forum untuk mem-publish beberapa artikel tersebut.
47 hari jelang pencoblosan, mahasiswa memang menjadi sasaran untuk mendoktrinisasi kepentingan-kepentingan para unsur yang terkait. Terlebih mahasiswa sebagai pemilih pemula juga memiliki kredit tersendiri dari aspek kuantitas. Namun, cara-cara licik seperti kampanye hitam ini tidak pantas dipertontonkan kepada kaum akademisi belia. (*)
*Reporter: Andi Ajip Rosyidi