Ilustrasi - Profesi |
Setelah menghabiskan tiga bulan di kampus tersebut, mahasiswa yang berjumlah 33 dari Aceh, NTT Kalimantan Timur dan Papua itu masih merasa butuh beradaptasi dengan mahasiswa lainnya. Selain aktivitas kuliah, mereka yang diasramakan dalam kampus itu lebih memilih menghabiskan waktu di asrama ketimbang berinteraksi dengan civitas kampus dan masyarakat sekitar. “Mereka cuma di asrama terus, jarang keluar dan bercengkrama kita,” ungkap salah satu mahasiswa UPP PGSD FIP Pare-pare, Ahmad.
Ketua Asrama, Diego, membenarkan hal itu saat reporter Profesi menyambangi Kampus UPP PGSD FIP Pare-pare, Selasa (24/12). “Kita kan orang baru di sini dan masih butuh penyesuaian. Tapi saya pikir nanti kalau lama-lama kita jadi terbiasa,” tuturnya.
Diego mengungkapkan, ia dan mahasiswa PPGT lainnya sudah mengakrabkan diri dengan mahasiswa UPP PGSD yang lain. Hanya saja, belum terlalu berbaur. “Kan waktu pertama kali datang kita masih malu toh, kita masih malu,” lanjut pemuda asal Flores ini.
Diego menilai, mahasiswa lokal dan masyarakat di Pare-pare cukup terbuka dan baik. “Sejauh ini tidak ada masalah. Mahasiswa-mahasiswa di sini baik dan bisa menerima kami,” katanya. Ia pun berharap nantinya mahasiswa PPGT bias menjadi kader lembaga kemahasiswaan. (*)
*Khaerul Mustaan