Salah satu isi dalam coretan tersebut berbunyi “Berapakah UNM???” dan “Kita Semua Bersaudara,”. Kata-kata perdamaian yang di buat mahasiswa FBS tersebut menunjukkan bahwa sudah tidak adanya perdamaian di kampus UNM.
Salah satu mahasiswa FBS Arfan mengatakan, kata-kata perdamaian yang beredar di kampus merupakan bentuk aksi balasan terhadap Fakultas Teknik. Aksi balasan yang tidak menggunakan kekerasan fisik ataupun merusak sarana-prasarana tetapi balasan dalam bentuk lemparan wacana.
“Kata-kata tersebut sebagai bentuk lemparan balasan kepada mereka (red FT) yang berbentuk lemparan wacana,” jelasnya.
Mengenai aksi tabur bunga salah satu anggota Bestra Letti mengatakan, acara tabur bunga di Bestra diikuti oleh beberapa mahasiswa, bukan hanya anggota Bestra saja tetapi juga melibatkan beberapa mahasiswa FBS lainnya. Tujuan tabur bunga ini sebagai ungkapan rasa duka cita dari terbakarnya panggung Bestra yang mengakibatkan beberapa alat di Bestra rusak.
“Tabur-tabur bunga ini sebenarnya sebagai ekspresi belasungkawa atas kejadian kemarin. rusak panggung jadi kita tidak bisa lagi berekspresi, tidak bisa belajar baik-baik, tidak ada ketenangan. Ini juga sebagai rasa kesedihan, rasa keprihatinan atas rusaknya Bestra,” ungkapnya. (*)
*Reporter: Nur Hikmah Novi Ani
Editor: Sulastri Khaer