Penetapan UKT bagi mahasiswa baru jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang hanya dilakukan dengan sesi wawancara dianggapnya tidak efektif dan sarat kepentingan.
"Penentuannya hanya dari sesi wawancara, belum lagi yang ditanya itu mahasiswa yang masih membawa pikiran SMA-nya. Bukan tidak mungkin juga, penentuannya hanya menggunakan perasaan, faktor keluarga, apalagi karena orang tuanya dosen di UNM," paparnya.
Arifuddin juga mengatakan penetakan UKT dengan sistem keuangan UNM yang tetap sama, tidak akan mengembangkan sistem akademik di lingkup kampus oranye.
"Saya sangat kecewa kalau persoalan ini tidak bisa cepat diselesaikan, kasihan mahasiswa baru. Karena kaget pembayaran di UNM ternyata selangit, akhirnya banyak yang mengundurkan diri," tuturnya.
Selain itu, Penentuan UKT bagi mahasiswa baru Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri (PMBM) mencerminkan pendidikan di UNM tidak memperhatikan rakyat kecil karena biaya persemesternya yang tinggi.
"UKT Jalur Mandiri ditetapkan sebelum mahasiswa baru mendaftar. Jadi kalau tidak sanggup bayar, yah jangan mendaftar. Kalau begitu sistemnya, masyarakat yang kecil nasibnya bagaimana?" ungkap Arifuddin. (*)
*Muhammad Yasir