Pembantu Rektor III UNM, Heri Tahir (kanan). (Rizki-Profesi) |
Saat dimintai keterangan terkait hal tersebut, Iskandar, yang merupakan kepala sub bagian kemahasiswaan, tidak menampik anaknya, Ria, yang juga menjadi mahasiswa FBS mendapatkan bidik misi. “Iya betul anak saya dapat, tapi saya tidak tahu menahu, karena sekolahnya yang mengusul saat itu,” ungkapnya.
Selaku Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan, Heri Tahir, mengungkapkan bahwa kasus seperti ini sudah pernah terjadi. “Sudah ada dua pegawai UNM datang kesaya, saya langsung kasih keluar anaknya dari bidik misi, karena ketahuan telah menerima beasiswa tersebut padahal sebenarnya tidak berhak,” tegasnya.
Heri Tahir menambahkan, kasus penerimaan bidik misi yang tidak tepat sasaran seperti ini memang banyak terjadi, “Sebenarnya memang banyak yang tidak berhak, ada yang anaknya mantan kepala dinas, makanya juga kerja saya ganti cepat, ada juga yang penerima bidik misi tapi pakai motor mewah saya stopkan juga bidik misinya,” tambahnya.
Pria asal Bone ini menyesalkan adanya kecurangan-kecurangan dari dalam birokrat seperti kasus ini. “Inilah sebenarnya, jangan sampai ada dusta diantara kita, sudah tahu tidak berhak tapi pura-pura tidak tahu lagi,” kesalnya.
Heri mengakui banyaknya kekurangan dari regulasi program bidik misi ini. “Memang kita tidak ada waktu mengevaluasi secara total, kita juga butuh ahli untuk mendeteksi hal itu secara dini, tapi paling tidak setelah kita verifikasi tahun lalu pasti orang sudah hati-hati,” akunya.
Di akhir, Heri mengharapkan pasrtisipasi dari semua pihak termasuk media untuk melakukan kontrol terhadap penerimaan dana bidik misi ini. “Jadi saya kira saya betul-betul harus mengawal bidik misi ini dengan sebaik-baiknya, tentu kalau ada penyimpangan tolong sampaikan, saya itu sangat menerima sekali, karena itu kan salah satu fungsi media juga,” pintanya. (*)
*Sumber: Tabloid Profesi Edisi 165