“Kegiatan ini wajib untuk maba,” kata salah seorang seniorku. Dia berbadan agak besar, berkulit putih dan kelihatannya galak.
Sebenarnya aku tidak berniat sama sekali mengikuti kegiatan ini. Aku yakin, kegiatan ini seperti pengkaderan yang merupakan pengganti OSPEK. Sebelumnya, rektorku mengatakan bahwa OSPEK dihapuskan, tapi tidak sepenuhnya dihapuskan, lebih tepatnya hanya berganti nama. OSPEK dijadikan ajang pembalasan dendam senior yang pernah disiksa itulah sebabnya senioritas tidak bisa dihilangkan dari kalangan sekolah sampai kuliah. Beberapa hari setelah terbitnya pengumuman tersebut dan pernyataan seniorku yang mewajibkan kegiatan itu, banyak dari teman seangkatanku memperbincangkan masalah ini. Sepertinya ini menjadi isu yang sangat hot di lingkunganku. Akhirnya, aku bertanya ke teman SMAku yang kebetulan aku berada satu jurusan dengannya.
“Adit, kamu mau ikut LKMM?” tanyaku saat menemuinya di samping jurusan.
“Nggaklah, untuk apa?” jawab Adit cuek.
“Katanya wajib untuk maba.”
“Biarlah, yang jelas aku nggak ikut!”
Dilema pun melandaku. Ikut nggak ya? Karena begitu banyak pertimbangan dan teman-temanku banyak yang membujukku maka aku pun bersedia mengikutinya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari di Tanjung Bayang. Kegiatan kami di sana kebanyakan hanya menerima materi, setelah materi diterima, dibuatlah resumenya. Karena aku orangnya agak sedikit malas, akhirnya aku hanya menggabungkan beberapa resume teman-temanku dan jadilah resumeku. Materi usai pada pukul 12 malam dan aku pun tidur di saat itu juga. Begitu melelahkan.
Pukul 4.30, kami pun dibangunkan oleh panitia. Karena terbiasa bangun shubuh, tentu saja aku langsung bangun setelah memasang jilbab, aku lalu dan menuju tempat yang dituju oleh kebanyakan orang yaitu WC. Setelah cuci muka dan meyikat gigi, dilanjutkan senam pagi. Dari kemarin aku menunggu penyiksaan dan akhirnya kami mendapatkannya di saat senam pagi. Tepatnya sih siksaan pagi.
Kami dikumpulkan di bibir pantai. Aku mencium aroma yang wangi ternyata banyak diantara temanku yang sudah mandi. Aku mah ogah mandi dulu, pasti bakalan kotor juga. Dugaanku ternyata terbukti, kami bagaikan daging guling yang diperintahkan guling-guling di atas pasir pantai. Nama angkatanku adalah TOXIC dan setiap seniorku mengatakan TOXIC kami harus menggulingkan badan kami ke kanan tiga kali dan ke kiri tiga kali. Berguling diatas pasir hitam yang banyak kotorannya membuat teman-temanku mengeluh apalagi yang sudah mandi. Aku hanya tertawa dalam hati melihat keluhan mereka.
Berakit rakit ke hulu berenang renang ketepian, disiksa dulu sarapan menyusul kemudian. Sarapannya lumayan enak sih bahkan habis kusantap. Setelah sarapan siap-siap untuk masuk forum dan menerima materi. Tentu saja teman-teman cewekku pada berebut WC, bahkan sampai berkelahi gara-gara WC. Dasar cewek!! (padahal aku juga cewek).
“Ray, kamu nggak mandi?” tanya salah satu teman kelasku bertubuh ceking.
“Nggak ah, malas banget mandi. Di sinilah kegunaan parfum,” seruku sambil memegang parfum yang kubawa dari rumah.
“Betul!! Bagi ya!!” katanya lagi.
Setelah mengganti baju kotorku dan memakai kemeja. Aku pun memasuki forum untuk menerima materi selanjutnya. Setiap materi dipegang satu stering dan kebetulan stering di materi ini adalah seorang cewek. Satu-satunya cewek diantara stering yang ada.
Namanya adalah Inna. Aku kurang tahu sifatnya tapi dilihat gaya berbicaranya sepertinya orangnya keras. Batu kali keras. Materi pun berkelanjutan sampai malamnya dan waktu tidur pun tiba. Banyak teman-temanku tidak tidur, mereka kerja resumenya. Untung saja aku sudah selesai kerja resumenya di saat materi berlangsung.
Hari kedua telah tiba, seperti biasanya kami disiksa sebelum diberi sarapan. Seniorku sangat kreatif dalam mengerjai anak maba. Setiap mereka mengatakan “istirahat toxic” kami harus berbaring, tetapi kepala dan kaki tidak boleh menyentuh permukaan tanah. How can be? Karena senior selalu benar jadi kami, para maba pun melakukan keinginannya. Banyak kegiatan yang menguras tenaga kami lakukan, seperti berlari, beguiling, push up, sit up, dll. Aku hanya mengambil positifnya saja, sekalian olahraga untuk menguruskan badanku ini.
Lalu, seorang senior cowok bertubuh mungil meneriakkan kata “capek ya?” banyak temanku mengatakan “ya” termasuk aku tapi dalam hati, akhirnya pun kami diperintahkan lagi untuk istirahat toxic. Jebakan!! Gerutuku dalam hati, mending push up¸ dari pada istirahat toxic. Setelah kegiatan selesai dan makanan telah disantap, waktunya masuk forum.
“Ray, ada apa? Mukamu pucat sih?” kata seorang temanku.
“Rokku hilang. Mampus deh. Akukan hanya bawa satu rok saja.”
“Jadi gimana? Coba cari lagi, mungkin keselip,” katanya menenangkan.
Beginilah kalau hanya membawa satu rok. Apalagi roknya hitam, bukan hanya aku yang punya rok hitam, tapi hampir semua teman-temanku. Lima menit lagi forum dibuka dan aku masih belum menemukan rokku. Mana mungkin aku masuk forum tanpa sebuah rok? Akhirnya aku melapor ke panitia, dia menyuruhku memakai sarung bali yang kubawa. Apa sarung bali? Jeritku dalam hati. Itu mustahil. Aku hanya mempermalukan diriku. Dan yang kukatakan pun menjadi nyata. Aku mempermalukan diriku di seluruh peserta LKMM. Untunglah aku ditakdirkan cuek, tapi mana bisa aku cuek dalam hal ini. Ini sangat memalukan. Begitu memalukan menurutku. Aku memasuki forum menggunakan sarung bali? Dan aku yang terakhir memasuki forum dan kebetulan yang jadi stering adalah nenek sihir. Tapi aku cuek saja.
Awalnya aku ditanya oleh si nenek sihir itu (aku malas menyebut namanya), mengapa aku menggunakan pakaian yang tidak pantas. Aku pun menjelaskan semuanya di dalam forum. Dia pun mengizinkanku duduk dan mengikuti materi, dengan setengah hati tentunya. Semua temanku bertanya hal yang sama. Aku benci menjelaskan sesuatu hal dua kali tapi aku tidak boleh marah. Aku sudah cukup malu untuk semua ini.
Seusainya materi, si nenek sihir itu menghinaku habis-habisan. Teledorlah, menyebalkanlah, sinislah, pokoknya apa yang ada dikepalanya tentang diriku (negative pastinya) dia keluarkan. Aku dihina setengah mampus di dalam forum. Sialan ni cewek, mentang-mentang senior, stering lagi seenaknya ngata-ngatain aku. Aku dibilang tidak pernah senyum di depannya bahkan sinis. Emang loe pernah senyum ke gue? Pernah nggak loe bersikap manis ke gue? Perasaan nggak deh, jadi jangan salahkan gue donk kalau gue bersikap yang sama, gerutuku dalam hati. Seandainya ini bukan sebuah acara organisasi yang di dalamnya dia adalah bosnya. Seandainya hanya kami berdua dan seandainya dia tidak memiliki kekuasaan, aku berani menantangnya. Mengapa aku harus takut dengan nenek sihir jelek itu. Sok banget deh jadi cewek. Aku yakin, nggak ada cowok mau jadi pacarnya. Masa ada orang yang mau jadi pacar nenek sihir sih? Orang gila namanya tuh.
Makan malam tiba, tidak bosan-bosannya para senior mengerjai kami. Sekarang giliran di saat yang seharusnya paling menyenangkan dalam hidupku yaitu makan masih saja dikerjai. Kami dibagikan piring yang berisi nasi, sayur (seperti sayur basi), sambel, perkedel dan air minum. Senior itu memerintahkan memakan nasi terlebih dahulu. Nasinya tidak ada rasanya. Aku mual memakannya. Untung saja ada temanku yang membantuku menghabiskannya. Setelah nasi habis, sayur selanjutnya. Karena aku tidak suka sayur, awalnya aku membagikan sayurku ke temanku dan aku pun terbebas dalam ini. Setelah sayur, perkedel disantap. Inilah yang paling enak dari menu dan aku menghabiskannya dengan sekali gigitan. Terakhir adalah sambel. Untung saja aku penggemar sambel jadi sambel kayak gitu tidak mempan membakar lidahku.
Malam terakhir tiba, aku tidur sangat pulas karena aku menyelesaikan resumeku tepat waktu. Beberapa menit setelah aku tertidur aku terbangun karena kaget banyak teman-temanku yang telah terbangun. Gawat, aku telat bangun, geramku dalam hati. Aku pun bergegas mencari jilbabku. Lalu ada seorang senior menyuruhku mengikutinya tapi aku mengatakan aku belum cuci muka dan sebagainya. Tapi dia tetap memerintahkanku untuk mengikutinya, tapi aku mengelak lagi karena aku kehilangan kartu pesertaku. Setelah menemukan kartu pesertaku, aku ke temanku. Aku sedikit mengobrol dengan mereka. Ternyata inilah puncak kegiatan. Puncak penyiksaan kami. Sungguh sangat menyebalkan, karena kami disuruh jalan jongkok berkilo-kilo. Nunduk lagi. Aku tidak suka cara ini, apalagi di awalnya kami ditendang. Padahal kami adalah seorang cewek, masa diperlakukan seperti itu. Di sana kami dieksekusi. Di marahi habis-habisan. Di tengah perjalan ke masing-masing pos, selain lari dan jalan jongkok kami juga disuruh smencium kaos kaki. Aku tidak menciumnya sebab aku menahan napasku tapi aku memanipulasi seniorku, aku batuk-batuk seakan-akan aku menciumnya dan akhirnya dia menyuruhku untuk berhenti. Hehehe…
Pada pos terakhir ada seorang seniorku membedaki kami satu persatu menggunakan tanah yang kami injak sekarang. Aku sungguh beruntung pada saat itu, sebab setelah teman di sampingku dibedaki, seniorku itu pergi. Entah kemana, aku tak peduli yang penting wajahku masih tetap seperti semula tanpa make up.
Akhir dari penyiksaanku ini adalah kami berjalan berpengangan tangan dan menyanyikan lagu HMK. Untunglah aku sudah menghapalnya. Setelah itu, barulah waktunya kami bersenang-senang. Semua teman-temanku berenang di pantai, sebenarnya aku malas-malasan main air karena malas bersihkan semuanya tapi biarlah sekali seumur hidup, batinku.
Setelah itu, kami membersihkan tubuh kami dan makan. Makanan yang terakhir super duper enak. Menunya ikan bakar plus sambel yang sangat lezat. Hari itu pun aku baru tahu bahwa temanku ada teman cowokku ternyata alergi dengan minyak goreng. What?? Alergi minyak goreng?? Nggak salah. Ekstrim juga tuh cowok. Untung aku nggak suka sama dia, kalau suka, menderitalah diriku.
Setelah itu penutupan, tapi sebelum itu senior kami memberikan sebuah tugas terakhir yaitu panitia teerrrr-, bĂȘte juga sih dengan ini tugas. Bukannya susah tapi aku kan nggak kenal semua panitia, tapi biarlah, yang kutulis yang kutahu saja. Sebelumnya ada pengenalan panitia. Nah, kuperhatikan satu persatu mukanya. Aku sungguh tertarik dengan seorang seniorku. Namanya Kak Rul, wah mirip nama bokap, itulah sebabnya aku ingat namanya. Gaya cool entah gimana wataknya. Aku langsung menetapkan bahwa dialah seniorku yang paling cakep. Bukan hanya di HMK tapi juga di Kimia.
Setelah tugasku selesai, aku merapikan semua barang-barangku dan akhirnya rokku yang hilang ketemu. Aduhh, tuhkan kubilang, pasti terselip. Dasar tuh nenek sihir gila!! Setelah penutupan acara dan time to back home. Jadi kangen sama kamarku yang dipenuhi barang-barang yang kusayangi. Aku menelpon bapakku menyuruhku untuk menungguku di kampus. Pas nyampe, ternyata bapakku lagi bicara dengan senior idamanku. Wah, seandainya mereka bisa menjadi bapak dan menantu, hahhaaa, seruku dalam hati. Ternyata pembicaraan mereka masalah almamater. Bapakku meminta almamater ke kak Rul, tapi mana bisa dia berikan. Dia saja tidak tahu di mana Almamater untuk Maba. Ternyata dari penyiksaan yang kualami selama empat hari yang terasa sebulan menghasilkan kenikmatan juga. Aku bisa kenalan bahkan dekat dengan seniorku itu. Jadi kesimpulannya, semua indah pada waktunya, penyiksaan tak selamanya menyiksakan.
Nama : Hermin Hardyanti Utami
Tanggal Lahir: 8 Oktober 1993
Alamat : Jln Prof Abdurahman Bassalama P1 no 24
No HP : 085299056745
Jurusan/Prodi: Kimia/Pend Kimia (ICP)
NIM : 111 304 0202
Facebook: Hermin Hardyanti Utami
Twitter : HerminHardyantiUtami