Munira, Mahasiswi Sastra Inggris. (Ist.) |
Bagai mimpi buruk di musim hujan
Sesekali, angin menoleh memberi tanda
Seperti ingin menyampaikan pesan
Namun, hujanlah lebih dulu memberi pengakuan
Kasihan matahari itu
Seharian bersembunyi
Tertutupi awan mendung
Hingga tak lagi memancarkan cahayanya
Haruskah wanita tua itu
Berjalan di bawah rintihan derasnya hujan
Haruskah lelaki tua itu
Menahan sakitnya rintihan dari derasnya hujan
Hujan
Mereka jadikan sebagai zona aman untuk berlari
Rintihan hujan
Mereka jadikan sebagai topeng dari hujan di pipinya
Sesekali, angin menoleh memberi tanda
Seperti ingin menyampaikan pesan
Namun, hujanlah lebih dulu memberi pengakuan
Kasihan matahari itu
Seharian bersembunyi
Tertutupi awan mendung
Hingga tak lagi memancarkan cahayanya
Haruskah wanita tua itu
Berjalan di bawah rintihan derasnya hujan
Haruskah lelaki tua itu
Menahan sakitnya rintihan dari derasnya hujan
Hujan
Mereka jadikan sebagai zona aman untuk berlari
Rintihan hujan
Mereka jadikan sebagai topeng dari hujan di pipinya
Penulis: Munira, Mahasiswi Sastra Inggris FBS angkatan 2012.
======================================================================
Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda ke email profesi_unm@yahoo.com untuk diterbitkan di rubrik Sivitas Menulis Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.