Presiden Mahasiswa UNM Periode 1999-2001, Wahid Nara di Hotel Lamacca UNM, Minggu (27/12). (Foto: Adif - Profesi) |
Justru demonstrasi yang dipertontonkan mahasiswa UNM saat ini tidak disambut baik masyarakat. Hal ini jelas berbeda dengan aksi yang dulunya diusung fungsionaris LK di era silam. "Dulu kalau kita pergi demo, warga datang bawakan kita air minum. Kalau sekarang bukan dikasih air minum, tapi dilempari batu," beber Presiden kedua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM Periode 1999-2001," Wahid Nara.
Ia menilai, perbedaan itu terjadi karena cara menyampaikan aspirasi mahasiswa sekarang yang keliru. "Dulu, di setiap aksi kita selalu melibatkan warga," ungkap Wahid Nara saat berbicara di tengah acara.
Kurangnya perhatian pihak petinggi kampus terhadap mahasiswa dan kurangnya ruang aktualisasi juga dianggapnya sebagai salah satu faktor penyebab. "Tindakan anarkisme terjadi akibat adanya kebijakan lembaga dengan meniadakan pusat kegiatan mahasiswa sehingga ruang aktualisasi mahasiswa tidak terlampiaskan," pungkas Wakil Kepala Sekolah SMAN 11 Unggulan Pinrang ini.
Rektor UNM, Arismunandar mengaku telah mengupayakan pencegahan terjadinya tindakan anarkisme mahasiswa. "Menghidupkan minat kewirausahaan mahasiswa melalui fasilitas skill dan modal baik dari perintah maupun dari internal UNM dan Alumni sehingga menjadi ruang aktualisasi mahasiswa yang dapat meredam gerakan-gerakan anarkisme mahasiswa," ungkapnya. (*)
*Reporter: Muhammad Adif Rusdi