PR III merasa kasihan melihat sopir mobil tersebut ditahan oleh mahasiswa. "Masa orang kecil begitu ditahan seenaknya, semestinya ia sudah sampai di rumahnya. Coba kalau itu adalah orang tua kita, bagaimana perasaan kita," ujarnya.
Ia menegaskan, sebagai manusia yang merasa dirinya humanis dan idealis mestinya mahasiswa punya empati terhadap orang-orang kecil seperti supir tersebut.
"Mereka itu kan cari uang, bayangkan kalau disana mereka ditahan satu jam, kalau sampai begitu bisa dipecat majikannya. Kita harus punya empati jangan seolah-olah sok bahwa kita orang yang idealis dan humanis tetapi mengorbankan hak orang lain," tegasnya.
"Mereka itu kan cari uang, bayangkan kalau disana mereka ditahan satu jam, kalau sampai begitu bisa dipecat majikannya. Kita harus punya empati jangan seolah-olah sok bahwa kita orang yang idealis dan humanis tetapi mengorbankan hak orang lain," tegasnya.
Sebelum sopir tersebut dibebaskan pergi oleh mahasiswa, PR III berikan uang sebesar seratus ribu rupiah. (*)
*Reporter: Mentari Jati Pratiwi