![]() |
Dekan FSD, Karta Jayadi. (Dok. Profesi) |
"Meliburkan mahasiswa adalah langkah primitif. Libur hanya menghentikan sesaat pertempuran. Siapa pun bisa melakukan itu secara sangat sederhana," katanya sambil tertawa.
Doktor jebolan Universitas Indonesia ini menambahan, libur hanya memisahkan fisik para pelaku tawuran. Padahal, kata Karta, menghentikan perilaku seperti itu mesti menyentuh aspek internal para pelaku.
"Pimpinan UNM semestinya membuat program kerja yang dapat membangun persaudaraan mahasiswa dengan sesamanya, baik antar prodi, antar fakultas maupun antar perguruan tinggi," tambahnya.
Selain itu, lanjut Karta, hak-hak mahasiswa juga mesti dipenuhi oleh pimpinan UNM. Menurutnya, tata kelola keuangan UNM harus transparan termasuk kepada lembaga kemahasiswaan.
Mahasiswa UNM kembali melakukan tawuran, Senin (29/12) kemarin. Tawuran itu melibat mahasiswa Fakultas Teknik dan mahasiswa FSD. Atas peristiwa itu, pimpinan UNM meliburkan sementara aktivitas perkuliahan. (*)
*Reporter: Ari Maryadi