Polisi menyeret mahasiswa yang sedang berdemo menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM di depan Gedung Menara Pinisi UNM, Rabu (5/11). (Foto: Febriawan Djalil-Profesi) |
Tak lama berselang, tiba-tiba segerombolan tentara dan polisi berdatangan. Mereka merupakan tim pengamanan kedatangan Jokowi, Presiden RI di Makassar. "Jangan pasang spanduk, nanti bapak presiden baca," tegur salah satu polisi kepada para demonstran.
Sebelumnya, perwakilan tentara bernegosiasi dengan mahasiswa. "Kalian tidak boleh ini hari, besok, dan lusa. Setelah itu, silahkan demo saja," ungkap Rahman, salah satu tentara.
Setelah negeosiasi berjalan lancar, para demonstran pun mundur di dalam kampus, agar tidak berdemo di depan umum.
Setelah itu datang satu buah mobil berisikan polisi, yang langsung maju memasuki area kampus, tak ayal mahasiswa yang tadinya sudah mundur, maju kembali.
Saat itulah aparat kepolisian masuk ke area kampus dan langsung mengambil salah satu mahasiswa yang terlihat memengang mikrofon, kekisruan pun terjadi, tiga mahasiswa berhasil ditahan, melihat kawanya ditahan dan dipukul, mahasiswa yang melihat hal tersebut langsung berusaha menyelamatkan temanya.
Satu persatu mahasiswa diciduk, hingga tiga mahasiswa diantara kumpulan mahasiswa tersebut berhasil diamankan polisi. Ketiganya, ditendang, dipukul, hingga bapak belur.
hal ini yang membuat mahasiswa tak rela dan menyerang polisi dengan batu dan botol minuman bekas.
Saling lempar pun terjadi sampai di depan jalan Raya Pendidikan. Kekisruan tersebut redah ketika Andi Ihsan menyambangi mahasiswa setelah berbicara dengan Ade Hermaton salah satu polisi yang berjaga. (*)
*Reporter: Nur Fadly