Mahasiswa KKN menjelaskan cara Desalinasi pada seminar penyuluhan pembuatan alat pengubah air asin menjadi air tawar. (Rajab - Profesi) |
Pada penyuluhan tersebut dijelaskan tiga cara desalinasi dan pengembangannya dari yang rumit dan mahal sampai yang simpel dan murah. Tiga cara tersebut yakni filtrasi menggunakan reverse osmosis, pertukaran ion memakai zeolit alami atau buatan, dan penyulingan atau distilasi.
Dari semua itu, mahasiswa KKN di desa tersebut menekan agar warga memakai metode distilasi. Alasannya warga hanya sekali saja merogoh kocek tanpa mengeluarkan biaya perawatan. Apalagi biayanya untuk semua bahannya juga tidak terlalu mahal.
Mahasiswa-mahasiswa ini merancang alat distilasi sederhana dalam skala besar dari bahan stainless steel yang dipanaskan menggunakan elemen panas dari suplai energi listrik panel surya. Diperkirakan sebanyak dua drum air tawar yang mampu dihasilkan dalam sehari menggunakan alat tersebut. Biaya pembuatan diperkirakan Rp2 juta sampai Rp3 juta.
Metode lainnya dan yang paling murah yaitu distilasi empang. Bahan yang digunakan hanya bambu, plastik bining ukuran 2x2 atau 3x3 meter, dan pipa yang dibelah sebagai saluran air tawar yang dihasilkan dari empang. Penguapan air empang karena panas matahari tertahan oleh alat ini lalu mengalir ke pipa sebagai air tawar kemudian menuju ke penampungan.
Sementara itu, jika musim hujan, warga dapat menggunakan juga cara pertukaran ion dengan membeli zeolit buatan yakni resin kation. Itu untuk menghilangkan kandungan logam berat air tawar dari tadahan hujan atap seng rumah warga sehingga layak diminum.
Kepala Desa Minasa Upa, Abdul Wafir sangat mengapresiasi terlaksananya seminar penyuluhan ini. Menurutnya, masyarakat Desa Minasa Upa mendapatkan pemahaman tentang cara pembuatan alat yang selama ini dinanti-nanti. Terbuki dari banyaknya warga yang meminta pembimbingan secara langsung setelah penyuluhan itu.
"Semoga nantinya alat ini dapat kita buat sehingga masyarakat Minasa Upa tidak lagi kerepotan mendapatkan air tawar di musim kemarau yang dibeli dari luar desa. Ini juga sekaligus mengentaskan permasalahan krisis air tawar yang telah bertahun-tahun dirasakan warga Minasa Upa," ungkapnya.
Sementara itu, Koodinator Desa KKN Minasa Upa, Amin Rais menyatakan, acara ini terlaksana sebagai jawaban atas kegelisahan warga Desa Minasa Upa. "Kami berharap Minasa Upa dapat menjadi contoh oleh desa-desa di dekatnya karena telah mampu menghasilkan air tawar sendiri," ungkap mahasiswa Fakutas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini. (*)
*Reporter: Rajab