Ahyar Anwar. (Febri-Profesi) |
Demikianlah bait terakhir dari selarik puisi yang dilantunkan oleh Risma, istri almarhum Ahyar Anwar. Puisi tersebut dideklamasikan di hadapan tamu undangan dalam gelaran doa, tahlilan, dan pentas bersama mengenang satu tahun wafatnya (Alm) Ahyar Anwar.
Pementasan tersebut berlangsung pada Sabtu (30/8) malam di kediaman Rumah Karya Ahyar, Taman Pesona Asri C no. 4, Jl. Tamanarung, Sungguminasa, Gowa.
(Alm) Ahyar Anwar merupakan salah satu sosok intelek yang dimiliki Universitas Negeri Makassar (UNM). Terakhir, Ia menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Administasi Umum dan Keuangan (PD II) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM.
Budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel) Ishak Ngeljaratan, turut dalam pentas bersama tersebut mahfum atas keilmuan yang dimiliki oleh (Alm) Ahyar. "Ia bukan hanya sekadar ilmuwan, pandai, tetapi juga 'malempu'. Ia punya nilai-nilai dalam dirinya, seorang pecinta sekaligus 'rising star," pujinya.
Ishak berujar, wafatnya (Alm) Ahyar telah menyimbolkan sempurnanya kalimat. "Seperti sebuah kalimat dalam tekstual, titik adalah bagian intern. Tanpa titik, belum disebut kalimat dan Ahyar telah menuliskan kalimat penyempurnanya. Mautlah penyempurna kalimat kehidupan," jelasnya.
Dalam pentas bersama yang digelar oleh Komunitas Rumah Cinta, dipertunjukkan pula karya (Alm) Ahyar oleh lembaga kesenian bimbingannya. Beberapa diantaranya ialah Bengkel Sastra (Bestra) FBS UNM, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni UNM, UKM Seni Budaya Talas Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dan UKM Seni Budaya eSA Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. (*)
*Reporter: Awal Hidayat