Kepala Kelurahan Padoang-doangan (tengah) sedang mengawasi proses penenaman tanaman pangan di pekarangan kantornya, yang ditangani lagsung oleh Penyuluh Pertanian, Senin (29/7). (Imam-Profesi) |
PROFESI-UNM.COM - Menyikapi persoalan ketahanan pangan di Kabupaten
Pangkep, terutama di waktu-waktu musim kemarau basah seperti saat ini, maka
seyogyanya masyarakat bisa memanfaatkan setiap lahan kosong yang dimilikinya. Pemanfaatan
lahan kosong tersebut dapat dilakukan dengan penanaman tanaman-tanaman pangan.
Selain tanah tidak dibiarkan terbengkalai, hasil panen yang hanya beberapa
bulan bisa dikonsumsi untuk kepentingan sendiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Misbawati selaku bagian
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten
Pangkep ketika menjalankan tugasnya dalam pengelolaan lahan bebas di kantor
Kelurahan Padoang-doangan. Ia mencontohkan dengan menanam tanaman sawi di
beberapa lahan bebas pekarangan Kantor Kelurahan Padoang-doangan Kecamatan
Pangkajene, Senin (29/7), dibantu oleh mahasiswa KKN-PPL Terpadu dan KKN
Reguler Universitas Negeri Makassar.
Ia menganjurkan, sudah semestinya setiap perangkat atau
aparatur desa menjadi contoh bagi masyarakat di bawahnya dalam membudidayakan
penanaman sayur di pekarangan. Menurutnya, bibit untuk tanaman sayur pun sangat
mudah didapatkan dan tidak butuh waktu lama untuk dipanen.
“Itulah sebabnya kita memulai dan mengkhususkan di
kantor-kantor pemerintah daerah maupun desa. Agar masyarakat melihat sendiri
secara langsung pemanfaatan lahan bebas yang ada di kantor-kantor desa atau
kelurahan,” terang wanita yang menjabat sebagai Penyuluh Pertanian di bagian
tanaman pangan ini.
Sembari membantu penanaman sayuran sawi di pekarangan
kantor kelurahan, mahasiswa KKN UNM juga banyak berbincang tentang
tanaman-tanaman lainnya yang cocok untuk pekarangan. Selain dari jenis sawi,
tanaman sayur lainnya yang bisa ditanam diantaranya seperti tomat, bawang merah,
seledri, daun bawang, bayam, mentimun, cabai, dan kemangi.
“Jikalaupun tidak punya lahan, kita bisa memanfaatkan
metode penanaman vertikultur, yakni penanaman sayuran secara bertingkat. Bisa
pakai bambu, pipa, atau bahan-bahan lainnya,” jelas Misba lagi. Untuk
vertikultur itu sendiri, Misba berjanji akan menunjukkannya kepada mahasiswa
UNM lain waktu. (*)
*Reporter: Imam Rahmanto