Temani Aku Bunda. (ilustrasi Profesi) |
Genre film : Dokumenter
Sutradara : Tedika Puri Amanda, Irma Winda Lubis
Produser : Kampung Halaman
Durasi : 77 menit
“Bunda, saya tidak mau ada siswa bodoh dapat nilai bagus. Kalau pemimpinnya orang bodoh, nanti Indonesia bisa roboh”
Itulah yang dikatakan Muhammad Abrary Pulungan dalam film dokumenternya, Temani Aku Bunda. Film yang dibuat untuk “melawan” kecurangan Ujian Nasional di Indonesia itu secara khusus didedikasikan untuk orang-orang yang ingin berlaku jujur, namun masih dibatasi oleh sistem pendidikan yang tidak mendukung.
Film dokumenter karya Irma Winda Lubis, yang juga merupakan orang tua dari Abrar, sapaannya, menceritakan tentang pengakuan Abrar terhadap kecurangan pelaksanaan Ujian Nasional. Sambil terisak, Abrar menceritakan semuanya pada ibunya. Irma tak menyangka, anaknya yang baru saja selesai menjalani Ujian Nasional tingkat SD itu berani mengaku bahwa sekolahnya, SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan, melakukan kecurangan dalam proses pelaksanaan Ujian Nasional.
“Sebelum ujian, kita dipanggil oleh guru. Kita disuruh buat perjanjian agar tidak membocorkan kejadian (kecurangan, red) itu pada siapapun, termasuk ayah dan ibu, sampai kita dewasa. Bagi yang menceritakannya, akan mendapat hukuman berat,” sepintas pengakuan Abrar yang dikutip dari film dokumenter tersebut.
Mendengar pengakuan anaknya, Winda geram kepada sekolah tempat anaknya menimba ilmu. Ia pun menyampaikan keberatannya kepada kepala sekolah SDN tersebut. Hanya saja, kepala sekolah tidak mau mengakui adanya kecurangan di sekolahnya. Ia beralasan, sejak awal, apa yang terjadi di sekolahnya sudah sesuai dengan prosedur. Kepala sekolah hanya meminta Winda untuk menyelesaikan persoalan itu secara kekeluargaan.
Salah satu cuplikan ketika Abrar berbincang dengan ibunya. |
Nyaris seperti film-film dokumenter lainnya, film ini dibuat tanpa menyertakan efek-efek khusus. Semuanya berjalan alami, tanpa setting alur. Film yang menceritakan tentang kecurangan ujian Nasional ini dibuat dalam rentang Bulan Juli – Bulan Desember. Akan tetapi, proses penggarapannya sendiri berlangsung selama 2 tahun.
Film ini bermaksud untuk menggugah kesadaran setiap orang bahwa kecurangan, dalam bentuk apapun, sebenarnya mesti diperangi. Berani Jujur itu Hebat!. Lewat film ini pula, Irma Winda Lubis bermaksud untuk mengajarkan kejujuran sejak dini kepada anak-anak. Anak-anak yang jujur dan memegang teguh prinsip kejujuran yang diajarkan selama ini oelh orang-orang tua, adalah hebat! (*)
Temani Aku Bunda
--karya Elvira Yanti Mahyor--
Bunda,
aku ingin menangis di pelukanmu,
aku ingin bercerita kepadamu.
Karena saat ini aku sendiri, bunda.
Semua kawan menatapku penuh benci,
mengejekku sebagai anak yang sok jujur.
Aku tidak melakukan apa-apa.
Aku hanya melakukan apa yang seharusnya.
Aku hanya melakukan apa yang selalu dinasehatkan oleh orang tua,
yaitu JUJUR.
Bunda,
aku tidak pernah menyangka jujur butuh keberanian baja,
butuh kekuatan hati yang luar biasa,
butuh kerja keras dan air mata
Aku hampir tidak kuat, bunda.
Bunda,
kini aku sedih melihat engkau,
orang yang melahirkan aku ke dunia,
orang yang membesarkan aku dengan penuh cinta,
orang yang selalu hadir di saat aku terluka,
harus menerima ejekan dari mereka,
hanya karena aku ingin JUJUR saja,
padahal JUJUR membuatku lega, bunda.
Maafkan aku, bunda
Salahkah sikapku?
Apakah aku tidak usah jujur saja?
Agar engkau tak lagi terluka.
Aku bingung, aku gelisah, aku cemas, aku takut.
Tolong temani aku, bunda.
Tolong lindungi aku, bunda.
Aku hanya ingin jujur, karena jujur membuatku lega.
*Imam Rahmanto