 |
| Abraham Samad, Ketua KPK. (int) |
PROFESI-UNM.COM - Korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes). Pasalnya, pengaruhnya sudah sangat meluas secara sistemik dan merasuk ke semua sektor di berbagai tingkatan pusat dan daerah, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Hal tersebut secara gamblang diungkapkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad ketika memberikan kuliah umum di gedung Program Pascasarjana (PPs) UNM, Selasa (13/11).
Di tengah-tengah kuliahnya yang didampingi langsung oleh Direktur PPs, Jasruddin dan rektor UNM, Arismunandar, ia juga mengatakan bahwa korupsi bukan lagi masalah lokal, melainkan suatu fenomena transnasional yang mempengaruhi semua masyarakat secara ekonomi. "Kita perlu bekerjasama secara internasional untuk memberantas korupsi, " paparnya.
Abraham juga membeberkan beberapa faktor penyebab korupsi diantaranya sikap permisif terhadap korupsi, peraturan perundangan yang belum memadai, lemahnya integrasi moral, pendapatan/penghasilan yang rendah, kurangnya keteladanan dan kepemimpinan dan lemahnya law enforcement. Serta lemahnya sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan dunia usaha dan masyarakat yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip good governance.
Korupsi dibaginya dalam tiga kategori, yaitu material corruption berupa penyelewengan yang bersifat materi/uang, political corruption berupa penyelewengan dalam bentuk manipulasi suara dalam pemilu, komersialisasi jabatan dan keputusan. "Ketiga adalah intellectual corruption berupa penyelewengan yang muncul dalam bentuk manipulasi informasi atau ilmu pengetahuan," ungkapnya di depan mahasiswa-mahasiswa PPs UNM. (*)
*Reporter: Imam Rahmanto