(int) |
Seiring perkembangan zaman, para ahli telah berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, kawat gigi. Ini merupakan jenis perawatan ortodonti, atau pengobatan yang ditujukan untuk mengoreksi letak gigi yang tidak beraturan. Juga menyesuaikan rahang atas dan bawah. Selain itu, benda ini juga dapat memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, dan sudut bibir.
Jenis kawat gigi pun beragam. ada yang lepas pasang, serta ada pula yang permanen (jenis inilah yang trend dengan sebutan behel). Modelnya pun macam-macam. mulai dari brecket yang tak terlihat, sampai yang polos dan berwana warni. Bahkan, pengguna dapat menggati warna kawat kapanpun mereka mau.
Meski demikian, pemasangan alat bantu ini juga sedikit mencekik dompet. Hal ini tentu tak lepas dari pepatah “Cantik itu mahal”. Maka tak jarang, sebagian orang mengidentikkan kawat gigi dengan status sosial.
Mengikuti Tren
Meski orientasi kawat gigi untuk kesehatan, rupanya saat ini arus gaya hidup telah menyeretnya sebagai penunjang penampilan. Banyak orang yang memiliki gigi rapi,Namun memasang kawat gigi. Alasannya sama, sekadar mengikuti tren saja.Mungkin ingatan anda masih segar mengenai film yang menceritakan seorang sekretaris yang menginginkan pimpinananya. Gadis ini memiliki potongan poni depan yang tebal, kacamata besar, dan juga kawat gigi. Ya, dialah Betty Lafea.
Penonton film ini kala itu, menganggap penampilan Betty aneh, tidah gaul, dan terlihat layaknya orang sakit.Bahkan sebagian orang berkata “Ih, gigi koq dipagari.” Namun siapa sangka, saat ini kawat gigi malah menjadi ikon mode. Penggunanya banyak digandrungi oleh kaum remaja, bukan hanya untuk kalangan perempuan, tapi juga dari kaum adam.
Sebenarnya, tren kawat gigi baru memuncak ketika Tom Cruise mengenakan behel(orthodentic brace) pada awal 2002 silam. Dan sejak saat itulah, citra kawat gigi berubah.Riski Purnamasari, salah seorang pengguna kawat gigi mengaku, rela mengeluarkan 2 juta rupiah untuk menambah rasa percaya dirinya. “Sebenarnya untuk memperbaiki jie juga, tapi sekaligus mengikuti trend” Ujar gadis yang kerap disapa kika ini. Ia juga mengatakan akan tetap memakai behel selama masih trend meski giginya kelak sudah sesuai dengan harapannya.
Lain lagi dengan Anna, meski mengaku sempat berniat untuk memasang kawat gigi, namun niat tersebut diurungkannya. keinginan tersebut tiba-tiba surut lantara mendengar komentar temannya.
Hal ini juga sedikit dibenarkan RiskaWati, dara asal pangkep ini mengatakan bagus tidaknya pasang kawat gigi tergantung postur muka si-pemakai “Banyak orang yang pakai behel tapi kelihatan tidak cocok” meski demikian Riska menjelaskan, jika memang seseorang ingin memperbaiki gigi, kenapa mesti peduli kata orang. “Kalau mau pasang, ya why not. Toh hasilnya, gigi jadi rapi”
Pengalaman mendapatkan komentar mengenai kawat gigi, juga diakui Kika “Pernah ada yang bilang jelek, Kayak nenek nenek beng.” Tapi Mahasiswi jurusan bahasa asing tersebut mengaku tidak terlalu mengubris tanggapan tersebut.
Pakai Kawat gigi Berdosa?
Meski pengguna kawat gigi kian membumi, namun hukum penggunaannya sampai saat ini masih banyak dipertanyakan. Ada yang mengatakan hal itu berdosa (dalam hukum islam) dan ada pula yang mengatakan tidak. Sebuah situs web, merilis “perubahan yang dilaknat adalah perubahan untuk memperindah dan mempercantik diri. Tapi jika perubahan tersebut untuk menolak kemudharatan (karena alasan kesehatan) maka hal itu tidak apa apa untuk dilakukan.Di situs lain juga dijelaskan, Memakai kawat gigi kalau memang ada keperluannya untuk pengobatan atau merapikan gigi yang tidak rapi, maka hukumnya boleh karena masuk kategori berobat. Sementara gigi yang sudah tumbuh sewajarnya kemudian dirubah agar menjadi lebih baik sesuai dengan selera maka hal tersebut terlarang, karena masuk kategori merubah ciptaan Allah.
Menanggapi hal tersebut, Kika mengaku tidak tahu. “Ah iya kah?” “Tidak jie kayaknya, Kan behel ku juga untuk memperbaiki jie” katanya. Berbeda dengan kika, riska mengaku membulatkan niatnya untuk tidak memasang kawat gigi, karena pernah menonton tayangan yang menyatakan pasang kawat gigi berdosa jika hanya untuk gaya. “Alhamdulillah bagusjie gigiku, jadi Nda jadima’ pasang, takutka juga berdosa.” katanya. (*)
*Reporter: Sitti Marlina