Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Darussalam Ambon saat orasi promosi doktor di Lantai 5 Gedung PPs UNM, Selasa (13/1). (Foto: Ist) |
Gelar tersebut diraihnya usai melakukan ujian promosi doktor dalam bidang ilmu administrasi publik. Alwi mengangkat judul disertasi "Efektivitas implementasi kebijakan persampahan di Kota Ambon"(Pengaruh sosialisasi, koordinasi dan kontrol dalam penanganan sampah).
Dalam ujian terbuka tersebut, ia mengatakan, masalah paling urgen saat ini adalah faktor persampahan yang belum mengalami tata kelola yang baik utamanya di Kota Ambon. Persoalan sampah, kata dia saat ini telah menjadi permasalahan nasional sehingga penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir sehingga dapat memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, lingkungan serta dapat mengubah prilaku masyarakat.
Khusus di Kota Ambon, alumnus magister Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan, sebenarnya kota tersebut pernah memperoleh Adipura selama tiga tahun berturut-turut sebagai salah satu kotamadya terbersih di Indonesia. Akan tetapi setelah warga kota tersebut mengalamai konflik sosial yang cukup parah, menyebabkan penanganan sampah menjadi tidak terurus dengan baik.
Dalam ujian promosi doktor tersebut, turut hadir selaku dewan penguji diantaranya, Promotor, Prof. Dr. Haedar Akib, kopromotor, Prof. Dr. Syamsu Ridjal, penguji internal, Prof. Dr. Gufron Dirawan, Prof. Dr. Andi Makkulau, Prof. Dr. Muhammad Ramli, penguji eksternal, Prof. Dr. Hamka.
Sementara itu, selaku ketua sidang ujian promosi doktor, Direktur PPs UNM, Prof. Dr. Jasruddin, M.Si mengatakan Alwi Smith menjadi alumni doktor ke 288 UNM dan doktor ke 163 program studi ilmu administrasi publik. Alwi Smith menyelesaikan studinya di UNM dengan memeroleh IPK 3,68. (*)
Dalam ujian terbuka tersebut, ia mengatakan, masalah paling urgen saat ini adalah faktor persampahan yang belum mengalami tata kelola yang baik utamanya di Kota Ambon. Persoalan sampah, kata dia saat ini telah menjadi permasalahan nasional sehingga penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir sehingga dapat memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, lingkungan serta dapat mengubah prilaku masyarakat.
Khusus di Kota Ambon, alumnus magister Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan, sebenarnya kota tersebut pernah memperoleh Adipura selama tiga tahun berturut-turut sebagai salah satu kotamadya terbersih di Indonesia. Akan tetapi setelah warga kota tersebut mengalamai konflik sosial yang cukup parah, menyebabkan penanganan sampah menjadi tidak terurus dengan baik.
“Pasca konflik sosial tersebut menyebabkan pemerintah menjadi salah urus. Ditambah lagi kesadaran masyarakat yang mulai terkikis,” katanya. Meski demikian, lanjut dia pemerintah setempat juga telah melakukan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan membuat peraturan Daerah No.66 tahun 2009 tentang kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah.
Dalam ujian promosi doktor tersebut, turut hadir selaku dewan penguji diantaranya, Promotor, Prof. Dr. Haedar Akib, kopromotor, Prof. Dr. Syamsu Ridjal, penguji internal, Prof. Dr. Gufron Dirawan, Prof. Dr. Andi Makkulau, Prof. Dr. Muhammad Ramli, penguji eksternal, Prof. Dr. Hamka.
Sementara itu, selaku ketua sidang ujian promosi doktor, Direktur PPs UNM, Prof. Dr. Jasruddin, M.Si mengatakan Alwi Smith menjadi alumni doktor ke 288 UNM dan doktor ke 163 program studi ilmu administrasi publik. Alwi Smith menyelesaikan studinya di UNM dengan memeroleh IPK 3,68. (*)
*Reporter: Nurfadly