Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. (Foto: Febriawan - Profesi) |
Salah satu mahasiswa FT, Mawar (samaran), misalnya. Ia mengatakan, jumlah mesin jahit yang ada tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang ingin memakai. “Mesin jahitnya juga banyak yang tidak berfungsi,” keluhnya.
Bahkan, mahasiswa terkadang membawa bahan jahitannya ke luar kampus untuk dijahit di rumah. “Kalau kerja tugas menjahit biasanya kita bergilir. Kalau tugasnya tidak selesai, biasanya dibawa pulang untuk dikerja di luar,” beber Mawar.
Ia pun mengharapkan pihak prodi segera mengupayakan menambah jumlah mesin jahit. “Kalau bisa bukan cuma ditambah tapi mesin jahit yang manual diganti dengan mesin jahit dinamo, karena kami tidak terlalu lancar menggunakan mesin jahit manual,” ungkap mahasiswa yang enggan disebutkan namanya ini.
Menanggapi hal itu, Ketua Jurusan PKK, Sukarsih, tidak mengakui bahwa mesin jahit yang tersedia di prodi Tata Busana tidak cukup. “Kan mahasiswa bisa bergiliran menggunakan mesin jahit. Kalau pun ada tugas yang belum selesai, bisa diselesaikan walaupun bukan jadwal menjahitnya,” kilahnya. (*)
*Reporter: Rismayanti