Berita Terbaru!! :
Home » » Jual Diktat, Motif Dosen Raup Keuntungan

Jual Diktat, Motif Dosen Raup Keuntungan

Admin by Unknown on Saturday, 28 December 2013 | 23:29

(Int)
PROFESI-UNM.COM - Diktat sebagai bahan ajar mata kuliah yang disusun oleh dosen seakan menjadi hal wajib yang harus dimiliki mahasiswa. Harga dari buku diktat yang dijual oleh dosen ini kemudian banyak dikeluhkan oleh mahasiswa UPP PGSD Watampone. Pasalnya, dosen yang menjual diktat kepada mahasiswa, diduga melakukan pemaksaan agar mahasiswa membeli buku tersebut.

Salah satu Mahasiswa UPP PGSD FIP Watampone, Akmal mengungkapkan hampir semua dosen di kampus VI UNM itu menjual diktat dengan harga yang mahal. Kebanyakan, lanjut Akmal, dosen tersebut menjual diktat kepada mahasiswa di saat proses akademik semester genap berjalan.

“Hampir semua dosen mata kuliah itu punya diktat yang dua semester ini entah mengapa harganya dua kali lipat dari harga sebelumnya, berkisar RP.30.000 hingga Rp.80.0000,” ungkapnya.

Mahalnya diktat pun dikeluhkan oleh Akmal. Menurutnya, harga buku buatan dosen yang mahal membuat mahasiswa merasa terbebani. Padahal, lanjut Akmal, buku diktat yang dijual dosen untuk mahasiswa seharusnya mengurangi beban mahasiswa dan harus lebih murah dari buku-buku lain yang dijual di toko-toko buku pada umumnya.

Terkesan Memaksa

Diktat yang dijual oleh dosen kepada mahasiswa pun terkesan maksakan kehendak. Agar lasir, mahasiswa diduga diancam akan mendapatkan nilai buruk jika tidak membeli diktat yang dijual oleh dosen bersangkutan.

Menurut Akmal, janji nilai bagus yang ditawarkan dosen jika membeli diktat, menjadi motif tersendiri agar mahasiswa mau untuk membeli. Jika tidak, Akmal mengungkapkan mahasiswa akan mendapatkan nilai lebih rendah ketimbang mahasiswa yang mempunyai diktat.

"Bayangkan saja kalau semua dosen menjual diktat. Kalau menurut apa yang saya lihat yang tidak punya diktat akan mendapatkan nilai yang lebih rendah dari yang punya," tuturnya.

Akmal yang juga mantan ketua Hima Prodi ini menyesalkan adanya kursus yang dibuka dosen mata kuliah untuk mahasiswa dengan motif memperdalam pelajaran mata kuliah dengan biaya kursus yang tidak sedikit.

“Tentu saja mahasiswa kembali merduyung-duyung mengikuti kursus karena yang tidak ikut akan mendapatkan nilai yang lebih rendah dari yang ikut meskipun sebenarnya pengetahuannya sama,” imbuhnya. (*)




*A. Sri Mardiyanti Syam



Share this article :
0 Komentar
Tweet
Komentar

0 comments :

Sampaikan tanggapan Anda

Tanpa Anda Kami Belum Lengkap