Judul Buku : Fugue
Penulis : Anhar Dana, Rini Junita, Ka Rahmat, Yzhie Bidasari, Fahrul Syarif, Ardiansyah Jasman, Nurul Inayah, Reza Firmansyah, Fatimah Al Bughuri, Muhrajan Piarra, Ahmad Saputra, Anita Puspita, Wawan Kurniawan, Sabir Al Junaid.
Penerbit : Indie Publishing
Tahun : 2013
"Kita berhak bahagia, walau caranya dengan melupakan"
***
Jika seseorang sampai memilih melupakan masa lalunya hanya untuk lari dari sakit hati, bisa dibayangkan seberapa dalam luka yang dideritanya.
Demikian yang dilakukan Diar. Hanya untuk melarikan diri dari masa lalunya,Diar memilih membuang semua identitasnya, lari dari kota asalnya dan hidup sebagai seseorang yang sama sekali baru. Diar Rain, nama yang disematkan ibunya yang tergila-gila pada hujan, jatuh cinta dengan sangat kepada David. Drummer band yang dikenalnya melalui sebuah festival dimana Diar menjadi panitia disana. David yang baik, yang pengertian, yang mencintai Diar dengan sepenuh hati. Namun, David juga berbeda keyakinan dengan Diar. Kenyataan yang membuat Diar harus meninggalkan David, serta semua yang dikenalnya selama 21 tahun hidupnya.
Sampai empat tahun kemudian Ajeng, demikian identitas baru Diar mengalami suatu insiden yang mengharuskannya berhadapan kembali dengan semua hantu dari masa lalunya.
Dapatkan Diar menerima dan memaafkan semua kenangan pahit masa lalu?
Fugue, demikian judul buku kumpulan cerpen yang digawangi oleh 14 mahasiswa serta alumni fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Fugue, merupakan kumpulan cerpen yang sarat nuansa psikologi. Hal ini dapat terlihat dari pemilihan beberapa judul cerpen didalamnya yang merupakan nama penyakit serta fenomena psikologis. Meski beberapa judul yang lain sama sekali tak bernuansa psikologis, namun tetap saja menghadirkan cakrawala psikologis dalam penuturan kisahnya. Seperti yang ditulis Dr. Asniar Khumas, M.Si, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) cabang Sulawesi Selatan dalam sekapur sirih buku ini, "empat belas cerpen yang dihasilkan merupakan potret fragmen-fragmen kehidupan yang tidak lepas dari dinamika psikologi individu sebagai tokoh pelakunya."
Dengan hadirnya Fugue, masih bisakah kita menganggap mahasiswa Universitas Negeri Makassar pintarnya hanya berdemonstrasi saja?
*Yeni Febrianti