Workshop Software Turnitin di ICT Center UNM, Jum'at (22/2) (Foto: Ajip - Profesi) |
Instruktur IParadigms cabang Jakarta, Treesia yang hadir sebagai pemateri pada workshop ini mempresentasikan software yang telah dirancang sejak 1996 lalu tersebut dihadapan sejumlah pejabat teras tingkat fakultas. Treesia mengungkapkan software pendeteksi plagiat tersebut disebut turn it in. Cara kerjanya, akan dapat mendeteksi sejumlah kata, huruf, dan kalimat yang memiliki kesamaan. Sehingga peluang orang-orang untuk melakukan tindakan plagiat bisa diketahui. Lebih lanjut, dia mengatakan pada software tersebut nantinya akan memunculkan presentase kesamaan kata yang tercentang kemudian ditampilkan dalam bentuk angka. “Kita akan lebih mudah mengetahui seberapa persen kesamaan karya kita dengan orang lain,” bebernya.
Karena software ini harus terintegrasi dengan internet, alumnus Trisakti ini mengungkapkan perangkat ini harus didukung oleh jaringan yang baik. Alasannya, selain software ini dapat mengoperasikan semua database, software ini dapat mendeteksi kesamaan karya di media sosial. “Jadi cerminnya bukan hanya pada tesis dan disertasi saja. Kita juga dapat mengetahui tindakan plagiat yang disadur lewat internet,” kata Treesia.
Proses pengoperasiannya sendiri kata dia juga tidak rumit. Hanya dibutuhkan dua sampai tiga jam untuk menguasai progam tersebut. Software ini sendiri kata Treesia memilki kouta unlimited dengan masa pakai selama setahun. Sejauh ini kampus yang telah menggunakan software tersebut diantaranya, UI, ITS, ITB, UNAIR, UBAYA, UNPAD. “Kalau untuk wilayah Makassar sendiri rencananya UNM, UH, dan UIN,” terangnya. (*)
*Reporter : A. Ajip Rosyidi