 |
| Kendaraan terparkir. Kendaraan tersebut milik Polisi yang menjaga kampus UNM Parang- tambung. (Sugianto Profesi) |
PROFESI-UNM.ORG - Puing-puing batu berserakan. Bercak-bercak hangus di dinding bangunan Fakultas Seni dan Desain (FSD) masih jelas terlihat. Pintu-pintu gerbang masuk menuju kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Parangtambung pun ditutup sebagian. Aparat keamanan berbaju hitam-hitam lengkap dengan pelindung di kepala berseliwera. Sedikitnya, 100 polisi dikerahkan bersiaga di sepanjang jalanan kampus UNM Parang Tambung. Beberapa media pemberitaan, baik televisi maupun cetak, turut bersiaga untuk melahap informasi-informasi terbaru. Panasnya terik matahari seakan menggambarkan “panasnya” bentorkan antara mahasiswa FSD dan Fakultas Teknik (FT), kemarin (11/10).
Sehari pasca tawuran antara kedua kubu mahasiswa itu, Kampus UNM Parang Tambung terlihat lengang dari aktivitas perkuliahan. Hal itu sesuai instruksi Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam, kemarin yang menyatakan kampus diliburkan selama tiga hari ke depan hingga suasana kampus dirasa kondusif kembali. Hanya beberapa orang mahasiswa saja yang terlihat melintas sekadar lewat maupun penasaran dengan kejadian kemarin. Segelintir lainnya, mengurusi urusan non-akademik di dalam kampusnya.
Salah seorang mahasiswa Fakultas MIPA, Rafli, menyesalkan kejadian yang terjadi di kampusnya kemarin. Ia yang sebentar lagi menyelesaikan studinya merasa terkena imbasnya. Ia mengaku kesulitan mengurus hal yang berkaitan dengan penyelesaian studinya akibat lumpuhnya aktivitas akademik di kampus itu. Ia pun berharap, suasana kampus bisa secepatnya kembali kondusif. “Minimal hari senin saya sudah bisa menyelesaikan administrasi yang tertunda,” ujarnya parau.
Sebagian besar mahasiswa yang kuliah di kampus Parangtambung memilih tinggal di kost masing-masing. Mereka mengamankan diri sambil tetap memantau perkembangan kampus UNM dari layar televisi. (*)
Reporter: Khaerul Mustaan & Sugianto