PROFESI-UNM.COM - Lingkungan kampus Fakultas Seni dan Desain (FSD) terlihat berbeda dengan fakultas lainnya di Universitas Negeri Makassar (UNM), halaman kampus FSD tidak hanya digunakan sebagai lahan parkir ataupun gazebo tempat mahasiswa menghabiskan waktu, namun halaman tersebut digunakan sebagai lahan berdirinya beberapa patung berbagai jenis, patung-patung tersebut tersebar hingga berderet dipinggir jalan menuju gerbang FSD.
Patung-patung tersebut merupakan hasil karya mahasiswa FSD yang merupakan hasil kreatif dari beberapa mata kuliah, salah satunya mata kuliah Patung 1 dan Patung 2. Salah satu dosen mata kuliah Patung, Dicky Tjandra mengatakan matakuliah patung 1 dan 2 mengajarkan tentang manusia, manusia dianggap sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
“Pengetahuan tentang manusia tersebut diharapkan mahasiswa dapat memecahkan persoalan ketika mereka berhadapan dengan bentuk atau makhluk lainnya,” jelasnya.
Dicky Tjandra melanjutkan bahwa teknik pembuatan patung yang saat ini dipraktekkan adalah merupakan inovasi terbarunya yang baru diterapkan untuk kedua kalinya yakni Teknik Perangkaan Pitar. “Ini kali kedua saya terapkan pada mahaisswa, saya beri nama ‘Teknik Perangkaan Pitar’,” lanjutnya.
Teknik Perangkaan Pitar mengacu tentang bagaimana membuat perangkaan patung yang mengacu pada anatomi dan proporsi benda yang akan dibuatkan patung, perangkaan tersebut menuntun mahasiswa mengingat penempatan anatomi yang akan dibuatnya. Dicky Tjandra juga mengungkapkan kelebihan dari teknik ini mengajarkan mahasiswa untuk sadar terhadap apa yang mereka buat.
“Yang paling utama dalam teknik ini adalah memerhatikan permukaan patung lebih dahulu karena hal tersebut yang dinikmati manusia,” ungkapnya.
Salah satu mahasiswa yang saat ini sedang membuat jenis patung Ferocement, Firman Ari Subekti mengatakan langkah-langkah pembuatan patung menggunakan teknik Perangkaan Pitar adalah awalnya membuat desain perangkaan dengan skala perbandingan yang tepat dengan patung yang akan dibuat nantinya.
Setelah membuat desai perangkaan pada kertas selanjutnya perangkaan tersebut didesain pada tripleks dengan ukuran patung sebenarnya, setelah didesain pada tripleks dengan ukuran dan rumus yang sudah ditetapkan maka rangka yang terbuat dari tripleks tersebut selanjutnya dipotong sesuai desaiinya mulai dari kepala hingga kaki, setelah terpotong maka tripleks tersebut kemudian digabungkan hingga keseluruhan badan patung menjadi utuh dari kepala hingga kaki.
Langkah selanjutnya lilitkan kawat tembaga sesuai pola tripleks tersebut setelah kawat terikat dengan baik menggunakan kawat pengikat dan rangka yang diinginkan sudah sempurna maka tripleks yang awalnya digunakan sebagai desain dihancurkan dan kini tinggalkan rangka yang terbuat dari kawat tersebut.
Diakhir mulailah mencor pondasi patung sebagai tempat berpijaknya patung kemudian lanjutkan dengan bagian yang lain. “Teknik Perangkaan Pitar terletak pada desain rangka yang dibuat, karena sebelumnya teknik membuat patung hanya menggunakan teknik cetak,” jelasnya. (*)
*Sulastri Khaer
Home
»
SASTRA BUDAYA
»
Teknik Perangkaan Pitar
Teknik Perangkaan Pitar
Admin by Yasir Bakekok on Tuesday, 10 September 2013 | 15:33
0
Komentar
Tweet