Anggota SAR UNM bersama Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir (tengah) menjelang pelepasan pelatihan outdoor angkatan XI di depan rektorat UNM. (ist) |
Atas inisiatif dan keinginan beberapa aktivis yang terdiri dari fungsionaris dan eks fungsionaris UKM (Sintalaras, KSR-PMI, Resimen Mahasiswa, dan Pramuka), di awal Mei yang jatuh pada tanggal 8 di tahun yang sama, SAR mendapatkan legitimasi pembentukan dan tercatat sebagai Lembaga Kemahasiswaan tingkat universitas.
“Bagai bayang yang menemani langkah," kalimat yang pantas dialamatkan pada lembaga yang satu ini. Bagaimana tidak, tanpa mengenal lelah dan letih, unit kegiatan ini tetap berjalan pada rotasinya. Dengan mengemban visi dan misi pelayanan kemanusiaan, seperti pertolongan terhadap korban bencana/ musibah, dan kesehatan masyarakat. Terlihat dari kesigapan yang telah mendarah daging dan seolah tak mengerti arti kejenuhan.
Jika dilihat bencana yang silih berganti, kewajiban dalam pertanggungjawaban dan keharusan pada sebuah pernyataan menjadi pondasi langkah mahasiswa- mahasiswa ini. “Kami harus siap siaga terjun ke lapangan memberi bantuan jika mendapatkan informasi,” ungkap Irmawati selaku Pusat Infokom SAR. Ia juga menambahkan, SAR selalu terlibat dengan peristiwa-peristiwa kemanusiaan meskipun hal tersebut di luar cakupan UNM.
Kokoh menancapkan auranya di berbagai lokasi, kesiapsiagaan SAR terbukti dengan banyaknya kegiatan yang tergerak. Tidak pandang jauh atau dekat jarak suatu medan, hujan, badai, banjir, longsor, gempa, dan bencana lainnya, SAR UNM tetap eksis menumpahkan loyalitasnya pada masyarakat. Beberapa diantaranya dengan mengikuti Operasi Skala Nasional di Aceh pada 2004 dan gunung meletus di Yogjakarta tahun 2010. Tidak jarang mereka juga membuka pelatihan di sekolah-sekolah tentang keterampilan yang mereka bawa, contohnya dengan program “Go To School” yang menjangkau Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Sulsel
Dalam struktur keorganisasian SAR dari tahun ke tahun, terdapat empat bidang yang menjadi organ vital-nya. Pertama, Pusat Operasi, bidang yang berfokus pada kesiagaan beroperasi di lapangan/ TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kedua, Pusat Diklat, pusat dari bidang pengembangan skill dan kekreativitasan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya terhadap anggota. Meng-cover ketidak afektivan anggota. Ketiga, Pusat Infokom, bidang yang memberi dan menerima informasi, dan meng-update informasi. Keempat, Pusat Peralatan, bidang yang bertugas dalam meng-handle peralatan-paralatan SAR.
"Dan untuk kepengurusan periode ini, dipimpin oleh Abdurrahman sebagai Ketua Umum," imbuh Irmawati. (*)
*Reporter: Samti Binti Talip