 |
| (int) |
Sementara itu, Rusli menerangkan, pengisian PDSS diambil alih oleh sekolah masing-masing. Sehingga menurutnya pihak sekolah lah yang bertanggung jawab terkait terinput atau tidaknya data-data yang dibutuhkan untuk pendaftaran siswanya di SNMPTN. "Kami (ICT, red) sama sekali tidak berperan dalam SNMPTN. Sama dengan tahun-tahun kemarin," terang Rusli.
Selain itu, lanjutnya lagi, pengelolaan PDSS ditangani secara langsung oleh pihak panitia SNMPTN pusat. Oleh karena itu, data-data maupun kebijakan terkait PDSS diputuskan oleh kepanitian pusat. Sekolah yang terlambat atau mengalami kesalahan dalam penginputan datanya alhasil harus berurusan dengan kepanitiaan pusat. "Jadi, meskipun UNM adalah ketua panitia SNMPTN, tapi tidak bisa secara bebas mengakses pengelolaan PDSS," jelasnya.
Ia melanjutkan klarifikasinya bahwa untuk proses sosialisasi SNMPTN sendiri tidak ditangani pula oleh ICT Center. Sosialisasi seyogyanya dilaksanakan UNM melalui Humasnya karena yang tercantum di helpdesk kepanitiaan SNMPTN adalah pihak Humas. "Secara umum, yang tahu lebih banyak tentang SNMPTN ya Humas," ungkap Rusli. Sehingga, tegas Rusli, ketimbang memprotes ke ICT Center ada baiknya untuk mencari informasi di Humas UNM.
Rusli pun bercerita, ia sudah memberikan penjelasan terkait permasalahan PDSS pada sekolah bersangkutan. Kemarin, beberapa jam setelah siswa-siswanya datang, salah seorang guru yang juga merupakan wali kelasnya datang untuk meminta kebijakan terkait keterlambatan pengisian PDSS. "Mereka bilang masih ada nilai siswanya di semester V yang belum terinput semua. Bahkan data-data siswanya juga ada yang belum diinput," ujar Rusli.
Hanya saja, seperti yang dikatakan dosen Matematika ini, pihak ICT Center tidak punya kapasitas menangani masalah tersebut. (*)
*Reporter: A. Sri Mardiyanti