Berita Terbaru!! :

Berita Terbaru

Izhar ashari calon wisudawan terbaik

Admin by Thinkpedia Indonesia on Thursday 16 April 2015 | 12:13

Pada Pengukuhan calon wisudawan Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) rizar ashari tercatat sebagai calon wisudawan terbaik dengan IPK 3,65 dari 22 calon wisudawan di Ruang Rapat gedung BM lt.2 (FPsi). Kamis (12/03).

Mahasiswa angkatan 2011 Ini berharap bisa melanjutkan kuliah diluar negeri dengan beasiswa dari Universitas.

"Saya berharap,semoga saya bisa melanjutkan kuliah diluar negeri, dan sementara ini masi mengurus beasiswa," ungkapnya.

Muhammad Jufri, Dekan FPsi berharap agar semua alumni psikologi bisa menjaga silaturahminya dan bisa menjadi alumni yang berguna bagi orang banyak.

"Saya berharap agar kalian para alumni selalu menjaga kebersamaan,kalau perlu kalian bikin group di media sosial,dan kalian harus menjadi alumni yang berguna," harapnya.


*Reporter: Rismayanti


Diskursus Identitas Mahasiswa, Antara Citra dan Perubahan Sosial

Admin by Unknown on Monday 30 March 2015 | 15:26

Sultan Rustan, Presiden BEM FMIPA UNM
Periode 2011-2012
(Foto: Ist)

PROFESI-UNM.COM - Sejarah heroik perjuangan masa lalu melekat pada sosok intelektual muda hari ini, kepadanya makna kebesaran Maha pada sebutan gelar Mahasiswa menjadi tuntutan tanggung jawab sosial bagi mereka yang menyandangnya. Identitas adalah karakater yang melekat pada diri individu yang membedakannya dengan individu yang lain. Apabila kata identititas ini kemudian dihubungkan dengan Mahasiswa maka secara tidak langsung, kita akan mempertanyakan eksisistensi dari Identitas Mahasiswa.

Menurut Jonathan Rutherford, identitas merupakan satu mata rantai masa lalu dengan hubungan-hubungan sosial, kultural, dan ekonomi didalam ruang dan waktu satu masyarakat hidup. Dimana setiap individu dalam suatu masyarakat memiliki relasi tidak hanya pada masa sekarang tetapi juga pada masa lalu. Identitas dalam hal ini dibentuk melalui proses sosial.

Ada begitu banyak pergeseran realitas sosial hari ini pada diri mahasiswa, jika ditinjau dari fungsinya sebagai Agent of change, Social Control &amp, Moral Force. Pergerakan mahasiswa reformasi 1998 adalah babak akhir dari pertunjukan akrobatik sang demonstran. Kita bisa melihat besarnya harapan masyarakat luas kepada Mahasiswa pada saat itu untuk sebuah perubahan sosial.

Hari ini, dunia mahasiswa yang erat kaitannya dengan ruang-ruang sosial seperti dalam kurungan. mereka bisa diibaratkan berada dalam sebuah kotak yang melihat realitas terbatas hanya pada kotak tersebut. Mereka tak akan pernah dibiarkan mencicipi bagaimana kehidupan berada diluar kotak itu. Jiwa dan raganya bersatu dalam fanatisme. Perbedaan pandangan, pendapat serta keserakahan primordial adalah kotak-kotak yang berbeda, yang disuguhkan sehingga mereka menjadi sangat individualistik.

Jika Mahasiswa yang dulunya akrab disapa Rasional, Analisis, Kritis, Universal dan Sistematis (RAKUS), saat ini satu persatu dari karakter yang dimilikinya ini mulai ditinggalkan. Gelombang kapitalisme yang ganas telah sukses menghegemoni pola pikir mereka. Menurut Rich de Vos kapitalisme telah menawarkan satu wajah baru yang justru lebih, lemah lembut dan belas kasih. Kapitalisme dengan kepedulian sosial ini banyak digali dari pemikiran Adam Smith. Ia mengatakan, meskipun manusia diatur oleh hasrat-hasrat dan energi libido mereka, namun ia juga memiliki kemampuan penalaran dan belas kasih. Oleh karna itu, hasrat setiap orang harus dibebaskan dari kungkungan masyarakat.

Orang dengan sendirinya akan terdorong melakukan hal yang mulia apabilah mereka dapat melihat suatu kentungan pribadi didalamnya. Atau lebih tepatnya setiap orang harus menanamkan didalam dirinya motif mencari keuntungan dan mengumpulkan kekayaan. Sebab kekayaan itu, perlu untuk kesuksesan usaha dan kemakmuran bangsa.

Kapitalis dengan kepedulian sosial, memandang urusan bisnis sama pentingnya dengan urusan kebijakan sosial, begitulah kata de Vos. Bahkan tidak pernah sebelumnya di prediksi oleh Karl Marx kritiknya tentang alienase, konflik kelas atau kesadaran palsu, telah dapat dipecahkan lewat muatan kesadaran sosial yang ditambahkan oleh de Vos. Dalam hal ini, kapitalisme menciptakan unsur yang kosong pada kehidupan sosial yang disebut kapitalisme penuh hasrat, yaitu kapitalisme yang mengumbar kebahagiaan untuk memperoleh keuntungan, mengubah hasrat menjadi kebutuhan.

Menyambungkan antara mesin produksi (Pabrik) dan mesin hasrat (Psikis), selanjutnya di eksploitasi. Beberapa contoh yang real, kaki anda bila seorang pemain bola, suara anda bila seorang penyanyi, & kreativitas anda bila anda seorang seniman. Semuanya akan menjadi barang baru yang produksinya tidak terhenti sepanjang yang dikonstruk adalah hasrat manusia. Seperti kita ketahui salah satu sifat hasrat adalah pencarian kepuasaan yang tidak ada akhirnya.

Sebagai Middle Class Mahasiswa tidak lepas dari hegemoni kapitalisme global, sehingga sangat banyak yang apatis terhadap perubahan sosial. Mereka berpikir hasrat pemenuhan pribadi jauh lebih penting daripada terjun langsung diruang-ruang sosial, tipe-tipe Mahasiswa ini bermunculan dengan istilah aneh seperti mahasiswa hedonis.

Mereka adalah korban dari media, yang memperlihatkan keindahan tubuh, fashion, dan kebiasaan ala selebriti yang dipertontonkan diacara televisi. Begitupun dengan kelompok religius fanatik yang telah diperparah keyakinannya terhadap dogma. Sehingga dengan sendirinya, mereka bisa menginterfensi keyakinan seseorang, tampil sebagai utusan-utusan dengan wajah dan rupa yang anggun tetapi hatinya tidak lepas dari kepentingan atau hasrat golongannya.

Lain lagi dengan kelompok mahasiswa yang menyebut dirinya dari kalangan aktivis, tanpa analisis yang kritis mereka turun membanjiri jalanan dan berhasil memacetkan jalan, sehingga simpati masyarakat yang semestinya berpihak kepada mereka berbalik mencelah mereka. Dengan alasan bahwa setiap kali mahasiswa melakukan kampanye massa dijalanan, aktivitas perjalanan, dan perekonomian terganggu. Apapun alasannya, mahasiswa turun kejalan tidak pernah dibenarkan oleh masyarakat. Inilah yang saya sebut sebagai krisis citra.
   
Ada begitu banyak yang perlu dibenahi pada gerakan Mahasiswa pada hari ini. Media sudah terlanjur menanamkan stigma negatif pada khalayak terkait aksi demonstrasi Mahasiswa. Begitupun kecendrungan Mahasiswa yang apatis diperparah oleh hegemoni kapitalisme global. Sekte gerakan yang lebih mengandalkan golongan, membuat kita terkotak-kotak dan enggan untuk bersatu. Padahal masih banyak persoalan kebangsaan yang menjadi pekerjaan seorang Mahasiswa. Turun kejalan karena kesadaran nurani adalah panggilan.
   
Tradisi-tradisi pendahulu menurut saya, sangat baik untuk dilakukan kembali Baca, Tulis, Diskusi, dan Aksi. Dengan catatan kita akan berangkat dari persamaan derajat sosial, bahwa kita ini hadir untuk membela yang lemah dan melawan segala macam bentuk ketidak adilan. Dengan cara ini, mungkin hegemoni kapitalisme akan dapat berkurang. Terlebih penyadaran-penyadaran dijadikan sebagai ajang untuk bersilaturahmi merupakan sebuah kewajiban untuk seorang mahasiswa.

Dengan Membaca, kita akan menemukan gagasan cemerlang dari para tokoh berpengaruh, kemudian selanjutnya merangkumnya kedalam sebuah Tulisan, kita akan bisa menyampaikan gagasan itu secara tidak langsung. Begitupun dengan Diskusi yang dapat mengajarkan kita bagaimana berpendapat didepan umum, selanjutnya Aksi mengkampanyekan segala macam tuntutan kita, sehingga masyarakat luas mengerti apa yang diperjuangkan untuk mereka. Dengan begitu kita akan mudah untuk menyatukan persepsi kita tentang perubahan sosial yang berkeadilan.

Makassar, 29 Maret 2015 Sekretariat Maperwa FMIPA UNM
*Penulis: Sultan Rustan, Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNM, Presiden BEM FMIPA UNM Periode 2011-2012

=============================================================================
Kirim Tulisan, Berita, Opini, Foto atau Karya Sastra Anda dalam bentuk word ke email profesi_unm@yahoo.com untuk diterbitkan di rubrik Citizen Journalism Profesi Online. Sertakan juga foto, nama lengkap, jurusan/prodi atau jabatan Anda.

Jelang MEA 2015, FIP Kawal Alumni

Int
PROFESI-UNM.COM - Jelang di berlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) kini mulai berbenah diri. Salah satunya dengan melakukan pengawalan terhadap alumni- alumni FIP.

Seperti yang diungkapkan Dekan FIP, Abdullah Sinring. Ia mengatakan, alumni FIP kedepan tidak serta merta dilepas begitu saja. Akan dilakukan pengawalan, agar alumni nantinya mampu bersaing dengan lulusan lain. "Kita akan kawal mereka, karena prestasi mereka juga akan mengharumkan nama FIP sendiri," terangnya.

Lanjutnya, kehadiran Pembantu Dekan Bidang Kerja Sama (PD IV) di periodenya juga akan memberi sumbangsi besar dalam pengawalan tersebut. Ini ditandai dengan berbagai kerja sama yang akan dilakukan. "PD IV tentu akan menjalin kerja sama dan mencarikan peluang kerja untuk alumni," katanya.

Menanggapi hal tersebut, PD IV FIP, Parwoto mengatakan, untuk menciptakan alumni yang kompetitif, sedari dini akan diterapkan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Sehingga secara sendirinya alumni UNM, terkhusus FIP dapat digunakan di daerah, bahkan kanca nasional sekalipun. "Luaran kita dengan kompetensi yang sama se Indonesia akan mudah menemukan lapangan kerja," tutupnya. (*)

*Reporter: Dian Febriani

PSM Serahkan Medali ke UNM

Admin by Thinkpedia Indonesia on Saturday 28 March 2015 | 17:52

Pembina PSM menyerahkan menyerahkan medali kepada
rektor UNM di Ruang Teater Menara Pinisi, Sabtu (28/3)
(Foto: Adji - Profesi) 
PROFESI-UNM.COM - Dalam konser Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Negeri Makasar (UNM) bertajuk "One Moment in Time When Vintage Meet Modern" di Gedung Teater Menara Pinisi UNM, pembina PSM, Toni Mallumbot menyerahkan langsung medali yang mereka dapatkan di ajang Nasional Pesta Gerejawi di Jakarta.

Medali Emas kategori Musik Gospel dan Medali Perak Kategori Musik Folkrie tersebut mereka serahkan langsung ke Rektor UNM, Arismunandar dan PR III, Heri Tahir.

Ketua PSM UNM, Rifki Mahpul mengungkapkan, diserahkannya medali ini sebagai bentuk terima kasih atas UNM yang mengizinkan mereka eksis sampai saat ini. "Medali ini kami dapatkan atas dukungan dari almamater kami UNM," ucap mahasiswa Jurusan Fisika ini. (*)

*Reporter: Mentari Jati Pratiwi

PSM UNM Gelar Konser Perdana

Konser perdana Paduan Suara Mahasiswa UNM
di Ruang Teater Menara Pinisi, Sabtu (28/3).
(Foto: Adji Firmansyah - Profesi) 
PROFESI-UNM.COM - Paduan Suara Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (PSM UNM) siang tadi, Sabtu (28/3) menggelar konser tunggal bertajuk "One Moment in Time When Vintage Meet Modern" di Ruang Teater Menara Pinisi UNM.

Berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Seni dan Desain (FSD), khususnya pendidikan Sendratasik beserta Orkestra Samurai '12, PSM yang juga dikenal dengan nama Pinisi Choir menghibur penonton dengan musik, Vintage Pop, Gospel, bahkan Acapella yang dibawakan khusus oleh Epta Acapella finalis Indonesia Got Talent.

Ahmad Riyadi, Ketua Panitia mengucapkan rasa terima kasihnya untuk semua yang mendukung konser ini. "Terima kasih untuk semua yang bekerja keras dan mendukung dalam menyukseskan konser ini," ucapnya.

Rektor UNM, Arismunandar yang turut menghadiri konser tersebut mengungkapkan, harapannya agar konser ini terus diadakan. "Mudah-mudahan konser ini bukan yang pertama dan terakhir, tapi rutin diadakan oleh PSM.

Acara ini turut dihadiri, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, (PR III) Heri Tahir. Turut pula Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Manado (Unima) dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). (*)

*Reporter: Adji Firmansyah

10 Jurusan di Universitas yang Terancam Punah

Ilustrasi.
(Foto: Murni-Profesi)
PROFESI-UNM.COM - Sebelum mengambil keputusan untuk mengikuti pendidikan tinggi ada baiknya jika mencari informasi sebanyak mungkin tentang jurusan yang akan anda pilih. Seperti yang dikutip dari www.vivanews.com sebanyak 10 jurusan dan prodi saat modern ini bakal mengalami kepunahan dan tidak dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan mana pun.

Memilih perguruan tinggi untuk tujuan masa depan haruslah dipikirkan matang-matang, bukan hanya sekedar mengikuti teman ataupun asal masuk kuliah. Karena faktanya jurusan yang kita pilih tak selalu menentukan kita akan bekerja sesuai dengan jurusan tersebut. Atau saat memilih kuliah yang bukan sesuai minat, bisa-bisa jadi mahasiswa salah masuk jurusan, dan buat tidak karuan saat kuliah karena setengah hati menjalankannya.

Dari sekian banyak jurusan perkuliahan yang menghasilkan lulusan terbaik dibidangnya, mungkin terdapat beberapa jurusan yang sepertinya sudah tidak lagi menarik perhatian para penawar kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dibulan Agustus 2014, pengangguran terdidik alias salah satunya lulusan perguruan tinggi atau universitas seperti S1 mengalami kenaikan mencapai lebih dari 400.000 jiwa yang setara dengan 5,9 persen dari keseluruhan pengangguran terbuka lebih dari 7 juta jiwa. Cek disini untuk melihat data pengangguran terdidik dari BPS.

Memilukan bukan? Meskipun dibandingkan dengan SMA atau SMK yang berada diposisi 11 persen dari total pengangguran, tetap saja titel sarjana sedikit tercoreng.

Berikut adalah 10 lulusan jurusan di Universitas yang mungkin hampir percuma di era modern saat ini terkait dengan lapangan pekerjaan:


1. Musik

Ironis memang di era serba instan ini disatu sisi menjadikan beberapa diantara pelaku musik atau musisi atau yang berjiwa musik mampu berkarya dengan cemerlang lewat internet, namun disisi lain kehadiran jurusan musik di perguruan tinggi seolah bukan lagi hal yang menarik.

Jika kita tidak berminat menjadi seorang guru les musik, dan mengejar sebagai pelaku musik sesungguhnya, rasa-rasanya terbukti banyak orang menjadi populer dan dihargai bahkan memperoleh penghargaan musik dengan hanya mengupload karyanya lewat sebuah kanal video di Youtube.

Tingkat pengangguran lulusan jurusan musik ini terbilang mengkhawatirkan yakni sekitar 9,2 persen berdasarkan data 2014. Meskipun memang banyak lulusan jurusan musik yang mendapatkan gaji besar.

2. Ilmu Politik dan Pemerintahan

Anda ingin menjabat di pemerintahan? Jika iya, mungkin ijazah jurusan tersebut bukan lagi hal penting, karena faktanya para pejabat pemerintahan terpilih tidak lagi dilihat dari ijazahnya. Atau tanpa harus kuliah dalam bidang politik sekalipun Anda bisa meraih jabatan tinggi di DPR atau DPRD dengan lulusan SMA atau Diploma atau jurusan S1 lainnya selain Ilmu Politik dan Pemerintahan.

Mungkin sedikit berlebihan tapi itulah faktanya yang terjadi bukan hanya di Indonesia saja namun juga negara lainnya. Data menunjukkan sekitar 6-9 persen lulusan jurusan tersebut menganggur.

3. Manajemen Perhotelan

Menjadi seorang Manajer Hotel mungkin tak harus lulus sebagai sarjana manajemen perhotelan. Karena faktanya untuk menjadi seorang Manajer bermula dari bawah, merangkak bekerja keras melakukan yang terbaik hingga dipromosikan sebagai Manajer. Kecuali seorang anak pemilik perusahaan hal itu bisa terjadi. Tingkat pengangguran lulusan ini mencapai 9,1 persen.

4. Pertanian

Berminat menjadi seorang manajer pertanian? Jika iya solusinya bisa kuliah di universitas jurusan pertanian atau juga bisa tidak. Karena saat ini, manager pertanian tidak lagi banyak dibutuhkan. Karena jarang sekali atau tidak ada pemilik pertanian atau peternakan yang memperkerjakan lulusan sarjana pertanian.

Seperti yang dikatakan Hermanto S.E yang juga anggota komisi IV DPR-RI pada artikel yang dilansir mediatani.com bahwasanya, penyuluh pertanian di lapangan kebanyakan bukan dari lulusan sarjana pertanian, namun dari lulusan diploma dan sarjana jurusan lainnya di seluruh Indonesia.

Terlebih jika memang benar jadi program Presiden Jokowi menugaskan BABINSA (Bintara Pembina Desa)  untuk menjadi penyuluh pertanian, Hermanto yang juga lulusan IPB tersebut menggerutu.

"Kalau Babinsa yang direkrut jadi tenaga penyuluh itu jumlahnya 50 ribu orang, maka sebanyak itu pula sarjana dan diploma pertanian yang akan menganggur"

Akan lebih baik jika lulusan sarjana pertanian berinovasi dengan hal-hal berkaitan peningkatan hasil pertanian. Nampaknya sangat membantu bagi pertanian dan peternakan di Indonesia, agar impor tak lagi membudal.

5. Jurnalistik

Berapa banyak Jurnalis yang benar-benar lulusan jurnalistik? Mungkin hanya sedikit dari kebanyakan jurnalis. Terlebih saat ini untuk menjadi jurnalis siapapun bisa melakukannya dengan mudah. Salah satunya dengan memiliki blog atau website atau mengirimkan tulisan kepada penerbit atau membuat buku sendiri yang bisa dijual diinternet seperti di nulisbuku.com atau google book. Angka pengangguran lulusan jurnalistik ini mencapai 6 hingga 10 persen dari total lulusan jurnalistik.

6. Sastra Inggris

Ingin lancar berbahasa inggris, dengan belajar dikursus pun bisa jadi. Kecuali untuk menjadi pengajar bahasa inggris atau dosen bahasa inggris atau memang pekerjaan yang benar-benar memerlukan ijazah prodi bahasa inggris, maka ijazah lulusan sastra inggris sangat diperlukan. Tapi faktanya kebanyakan lulusan ini tidak sesuai pekerjaannya dengan jurusan yang diambil. Diakui atau tidak saat ini banyak orang lancar berbahasa inggris karena belajar di kursus yang langsung praktek berbicara bukan sekedar teori.

Seperti yang dilansir bisnis.liputan6.com dalam artikelnya, pengangguran sarjana lulusan bahasa inggris mencapai 6,7 persen, dan untuk lulusan barunya sekitar 9,2 persen.

Meskipun untuk tahu banyak teknologi, dan menjadi jurnalis internasional saat ini lulusan bahasa inggris tidak lagi begitu dibutuhkan. Meskipun banyak diantaranya menjadi penerjemah, namun sekali lagi menterjemahkan bisa lewat google translator, bing translator yang kemudian diperbaiki lagi hingga benar-benar menghasilkan terjemahan yang baik.

7. Antropologi dan Arkeologi

Jurusan ini terbilang jarang di Indonesia, begitupun dengan lulusannya yang benar-benar meneliti bagian-bagian dari sejarah masa lalu lewat penemuan artefak dan sejenisnya. Terbukti dengan rata-rata pengangguran dari lulusan jurusan Antropologi mencapai 6,9 persen, dan 10,5 persen untuk lulusan terbaru.

8. Film dan Seni Visual

Seperti halnya lulusan musik, lulusan jurusan film dan seni visual tampaknya tak terlalu banyak dilirik dan kurang ngefek dalam bidangnya. Untuk menjadi sutradara ternama seperti Steven Spielberg bisa langsung dimulai membuat video pendek dan diupload di youtube.

Bahkan film saat ini banyak dipengaruhi oleh editing gambar dan video seperti Photoshop dan lainnya, jika saja kita ahli dalam menggunakan software tersebut, mungkin kualitas film atau gambar yang dibuat bisa menghasilkan film keren dan disukai banyak orang di youtube dan membuka kesempatan luas.

9. Human Resources

Dimasa lalu, jika sebuah perusahaan menginginkan perekrutan karyawan baru maka diperlukan HR untuk melakukan wawancara. Masih banyak memang perusahaan yang memerlukan HR, namun dengan adanya koneksi, kehadiran media sosial dan prestasi lainnya lama kelamaan HR tak lagi begitu berfungsi baik.

10. Seni Rupa

Seorang seniman yang berkarakter memang terbilang jarang sekali, mungkin itu salah satu gunanya jurusan seni rupa agar menghasilkan lulusan karismatik mdan berkarya luar biasa dalam bidang seni. Namun faktanya lulusan jurusan seni tidak banyak mendapatkan gaji dari kebanyakan pekerja lainnya. Kecuali seniman yang benar-benar populer.

Bukan berarti ke-10 jurusan tersebut tidak baik, bukan pula demi mengejar gaji dan pekerjaan jurusan tersebut tidak baik. Hanya saja, berdasarkan temuan fakta dari data pengangguran dan faktor kebutuhan lapangan pekerjaan, sudah mulai tidak begitu diminati.

Paling penting adalah belajar sebaik mungkin, berkarya dan memiliki skill yang baik atau melebihi orang lain dalam bidang yang sama, terbukti memberikan kemudahan bagi lulusan disetiap jurusan. Akan tetapi keuletan serta keburuntungan masih jadi faktor yang tidak bisa diremehkan.

Harus diakui lulusan jurusan apapun tidak menjamin 100 persen langsung bekerja sesuai bidangnya, malah banyak yang tidak sesuai dengan jurusannya.  Sehingga pada akhirnya kuliah adalah untuk menimba ilmu, mengembangkan skill dan mencari pengalaman serta sahabat. Saat lulus kuliah ilmu, skill, keuletan dan keberuntungan serta passion mungkin yang menentukan masa depan masing-masing lulusan sarjana.

Semua kembali, pada diri masing-masing, ilmu yang diperoleh saat perkuliahan apapun itu jangan sampai sia-sia, karena kembali lagi pekerjaan kita bisa sesuai atau tidak dengan jurusan yang kita ambil.

Seperti yang diungkapkan Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar tahun 2013 menyatakan bahwa:

Penyebab utama pengangguran terdidik sebenarnya adalah berkembangnya lapangan kerja yang tidak sesuai dengan jurusan yang mereka tempuh, sehingga para lulusan yang berasal dari jenjang pendidikan atas baik umum maupun kejuruan dan tinggi tersebut tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan yang ada. Akan tetapi fakta lembaga pendidikan di Indonesia hanya menghasilkan pencari kerja, bukan pencipta kerja. Padahal, untuk menjadi seorang lulusan yang siap kerja, mereka perlu tambahan keterampilan di luar bidang akademik yang mereka kuasai.

Perlu diingat pula, proses pendidikan di perguruan tinggi tak sekadar pencetak tenaga kerja dan berorientasi pasar. Terdapat sisi dan fungsi penting lain dari penyelenggaraan pendidikan tinggi, termasuk yang bergerak di pendidikan vokasi.

Seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi lain ialah mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma. Pendidikan tinggi juga berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai humaniora.

Catatan:

Tulisan ini merupakan opini penulis, bukan mengenai mudah tidaknya mencari pekerjaan, tetapi lebih pada bagaimana lulusan jurusan tersebut memanfaatkan ilmunya sesuai dengan lapangan pekerjaan.

Mungkin masih banyak yang harus diperbaiki. Untuk itu jika ada yang mengetahui informasi lebih lengkap, silahkan memberikan saran positif dan sopan di kolom komentar. (*)

*Reporter: Kasdar Kasau



Maphan Competition Siapkan Hadiah Rp 10 Juta

Poster Maphan Competition 2015
(IST)
PROFESI-UNM.COM - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Peduli HIV/AIDS dan NAPZA (MAPHAN) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar "Maphan Competition", di Menara Pinisi (16-18/4) mendatang.

Kegiatan yang mengusung tema Assalamualaikum Makassar "Mengkaji Pengaruh Narkoba terhadap Pendidikan dan Perilaku Remaja di Kota Makassar" ini akan menghadirkan pembicara yang handal di bidangnya, yakni Penyuluh Nasional Bidang Napza, Prof. Nur Bahri Noor, Kapolda Sulsebar, Irjenpol. Anton Setiadji.

Selain itu, kegiatan yang terbuka untuk umum ini, juga akan dihadiri Walikota Makassar, Moh. Ramadhan Pomanto dan Kepala Dinas Pendidikan Menengah Sulsel, Hamire sebagai pembicara utama.

Ketua Panitia, Muh. Alimka mengungkapkan, pengelaran kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada civitas UNM khususnya dan masyarakat luar pada umumnya. "Saya berharap lewat seminar ini, peserta nantinya dapat terhindar dari perbuatan yang dapat merusak kelangsungan hidup. Selain itu, juga diharapkan agar mulai sekarang kiranya dapat terhindar dari pergaulan bebas," terang mahasiswa jurusan Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer ini.

Lebih lanjut mahasiswi semester empat ini menambahkan, selain acara seminar nasional. Kegiatan ini juga akan mengadakan perlombaan tingkat Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), yakni lomba Karya Tulis Mahasiswa (KTM). Sedangkan Lomba Mading 3D dan Lomba Cipta Musikalisasi Puisi (LCMP) untuk pelajar tingkat SMA/sederajat.

"Yang masuk juara satu sampai tiga nanti, akan direkomendasikan untuk mengikuti acara nasional HIV/AIDS yang kelima. Selain itu, bagi peserta yang juara lomba akan mendapatkan hadiah berupa uang," tambah pria asal Kabupaten Wajo ini. (*)


*Reporter: Rajab

UKM Seni Eksplorasi Budaya di Maros

Logo UKM Seni UNM.
(Foto: int)
PROFESI-UNM.COM - Teater titik dua unit kegiatan mahasiswa (UKM) Seni UNM melakukan eksplorasi budaya. Kegiatan ini diselenggarakan di bumi perkemahan Ta’deang Maros, (27-28/3).

Eksplorasi kali ini merupakan rangkaian persiapan mengikuti Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, (2-11/5).

Pimpinan Produksi, Ilman Indra Ansyari menyampaikan jika kegiatan eksplorasi budaya merupakan kegiatan rutin aktor maupun tim produksi setiap akan pentas. Eksplorasi budaya mampu mendekatkan crew terhadap alam maupun antar sesama. Menikmati dan mengenal alam mampu memberikan pelajaran tersendiri dalam pementasan di panggung nantinya.

“Ini semacam budaya kami setiap kali ada pementasan besar,” ungkap ketua umum UKM Seni periode 2011-2012 ini.

Lanjut, Ilman menyampaikan jika kegiatan ini juga mampu membantu aktor dalam menjiwai peran di naskah Idatunna Sangiangserri. Mengingat naskah yang akan dipentaskan di Festamasio tersebut bercerita tentang alam dan manusia.

Penulis naskah Idatunna Sangiangserri, Ifrah Alhidayah membenarkan, menurutnya eksplorasi budaya bukan hanya jalan-jalan tapi juga untuk mengenal alam dan sosial. Hal ini berguna untuk memahami karakter dalam tokoh lakon di naskah pentas nantinya. (*)

*Reporter: Sulastri Khaer

UNM Turunkan Kuota Maba

Sejumlah mahasiswa baru UNM 2014 mengikuti prosesi PMB
di Pelataran Menara Pinisi UNM.
(Foto: Dok.Profesi)
PROFESI-UNM.COM - Menerima ribuan mahasiswa baru (Maba) tiap tahunnya sudah menjadi kebiasaan UNM. Namun tahun UNM mengambil sikap lain. Dengan mempertimbangkan jumlah tenaga pengajar yang sangat sedikit, UNM turunkan kuota penerimaan hingga 4.000.

Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam membenarkan jika kuota penerimaan harus diturunkan. Hal ini mengacu pada ketidakseimbangan jumlah pengajar dan jumlah mahasiswa saat ini.

“Jumlah dosen sedikit, kita tidak bisa terima banyak lagi mahasiswa,” ungkapnya.

Lanjut, Ia juga menyampaikan, jumlah mahasiswa terlampau sangat banyak dibanding jumlah dosen akan menurunkan peringkat UNM dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Tak hanya itu, Guru Besar Fakultas Seni dan Desain tersebut menyampaikan jika beberapa program studi (Prodi) yang tidak dibutuhkan didunia kerja juga bisa ditutup. Hal tersebut dilakukan demi menjaga kualitas mahasiswa UNM. 

“Kami akan selidiki eksistensi disiplin ilmu prodi. Jumlah prodi yang hanya punya sedikit dosen juga akan direkap,” terangnya. (*)

*Reporter: Sulastri Khaer

PGSD Kekurangan Dosen

Fakultas Ilmu Pendidikan
(Foto: Doc - Profesi)
PROFESI-UNM.COM - Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) dinilai kekurangan dosen. Akibatnya, proses pembelajaran berlangsung tidak efektif.

Hal itu diutarakan salah satu mahasiswa PGSD Nur Rahma.  Ia mengatakan, pembelajaran yang selama ini ia jalani tidak maksimal. Jumlah mahasiswa yang terlalu banyak menyebabkan Dosen kewalahan.

"Tidak efektif ki pembelajarannya karena kebanyakan dosen terlalu penuh jam mengajarnya, jadi kadang ada mata kuliah yang bertabrakan," ungkap mahasiswa yang akrab disapa Amma tersebut.

Lebih lanjut Amma berharap, agar jumlah dosen di Jurusannya ditambah agar tidak pembelajaran bisa berjalan lancar dan lebih efektif. "Menurutku perlu ada penambahan dosen agar tidak ada lagi istilah kelas dianaktirikan kalau terjadi tabrakan jadwal," tambah Amma.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Jurusan PGSD, Ahmad Syawaluddin mengatakan, memang PGSD sekarang tengah kekurangan tenaga pengajar. Secara gamblang ia mengungkapkan bahwa rasio perbandingan jumlah mahasiswa dan dosen saat ini tak lagi ideal.

"Perbandingan jumlah mahasiswa dan dosen idealnya 1:30, tapi sekarang yang ada adalah 1:39, jadi kami membutuhkan tenaga pengajar lagi," ungkapnya Syawal saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (25/3).

Untuk mengatasi hal tersebut, Syawal mengaku membutuhkan sembilan dosen baru dan akan mengurangi kuota penerimaan mahasiswa baru hingga 50% untuk angkatan 2015 mendatang.

"Untuk angkatan 2015 kuota penerimaan maba akan dikurangi. Jika tahun-tahun sebelumnya kami menerima empat kelas maka tahun ini kami hanya akan menerima dua kelas, selain itu kami juga butuh sembilan dosen baru," jelasnya.

*Reporter: Murni
e-tabloid
e-tabloid