 |
| (int) |
Penulis : Pepih Nugraha
Penerbit : Penerbit Buku KOMPAS
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 196 halaman
Seringkali Tuhan berbuat baik kepada jurnalis saat melaksanakan tugasnya. Jika tidak menurunkan berita dari langit alias “God Given Facts” berupa peristiwa bencana atau kecelakaan yang tidak terduga, kadang saya dipertemukan dengan orang-orang yang tida disangka-sangka bakal menjadi bahan penulisan sosok…..
Kadang pula ssat turun di lapangan, saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan, lntas muncul orang-orang dengan beragam keunikannya yang bisa saya jadikan bahan tulisan….
Sepintas, seperti itulah cara Pepih Nugraha bercerita tentang kiat-kiat, atau lebih tepatnya pengalaman dalam menulis rubrik Sosok di Harian Kompas, media yang selama ini menjadi lahannya bekerja. Salah satu rubrik yang memberi ruang untuk feature tentang sosok tokoh atau sosok manusia dengan kegiatan masing-masing, namun lebih menitikberatkan pada sisi human interestnya, menyangkut kreativitas, orisinalitas, keberhasilan, keunikan, dan bahkan teladan inspiratif.
Dalam bukunya yang kedua ini, setelah cukup sukses dengan Citizen Journalism, pendiri social blogging Kompasiana.com membagi kisah-kisahnya, proses peliputan dan pengolahan beritanya terhadap narasumber yang akan dijadikan Sosok. Ia menuliskannya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, dan lebih lugas, serta familiar. Pengalamannya yang telah banyak berhadapan dengan dunia kepenulisan jauh sebelum buku ini lahir nyatanya telah mampu menempanya untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas.
Pepih Nugraha bercerita lepas tentang proses "memasak"nya. Mulai dari proses menemukan, menggali ide, menemui narasumber, mewawancarai, mengolah data, menuliskannya, hingga kesabaran menunggu berita itu diterbitkan oleh jajaran “atasan”.
Memang, jika dilihat sepintas dari judul sampulnya, buku ini kesannya berisi tentang “teknik-teknik” akurat menuliskan “profil” seseorang. Kita seakan-akan bakal menemukan cara-cara pemaparan dari A-Z untuk menulis berita. Akan tetapi, tulisan yang tersaji, terkesan tidak menggurui. Justru dari penulisan “berkisah”nya itu, ia secara tak langsung telah mengajarkan teknik-teknik menulis sosok lewat caranya sendiri. Alih-alih bercerita pengalaman, secara tak langsung ia memberikan teladan bagi penulis lain, khususnya jurnalis cara-cara benar menuliskan feature seseorang.
Selain itu, pembaca juga akan disuguhi dengan 22 artikel sosok yang ditulisnya dan telah dimuat di Koran KOMPAS. Meskipun sebenarnya masih ada lebih banyak lagi karya pria kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1964 ini terkait penulisan rubrik Sosok yang selama ini diampunya 20 tahun.
Setiap orang adalah sebuah unikum, pemmilik ciri khas yang berbeda dari milik orang lain manapun. Masing-masing individu dilahirkan dengan kreativitas yang berbeda-beda pula. Keunikan setiap orang inilah yang lalu melahirkan “seni” menulis profil atau sosok. (*)
*Imam Rahmanto
